Budaya adalah warisan yang
bersejarah. Kata sejarah bukanlah hal yang asing lagi bagi kita. Mendengar kata
sejarah pikiran kita akan tertuju pada masa lalu yang memeristiwakan suatu
kejadian atau kebiasaan yang diwariskan. Namun banyak di antara kita yang belum
mengetahui apa sesungguhnya sejarah itu, dan mengapa sejarah itu begitu penting
kita ketahui apalagi yang menyangkut dengan budaya. Bukan suatu candaan atau
pengetahuan biasa lagi bahwa budaya yang diwariskan sudah mulai memudar. Banyak
generasi muda yang tidak tertarik lagi untuk mempelajari nilai-nilai budaya dan
daerah asalnya sendiri. Pemahaman dan kesadaran ini masih tidak di perhatikan
lagi oleh generasi-generasi muda saat ini.
Mungkin dengan
kehadiran mereka inilah bisa memotivasi mereka untuk terus melestarikan budaya.
yaitu dengan sanggar Buriak Enek SMA Paulus Nyarungkup. Yang sudah berdiri
beberapa tahun lalu. Sanggar ini dikelola oleh siswa/siswi itu sendiri.
Biasanya mereka juga digunakan untuk ivent-ivent besar, seperti acara rohani
dan hari raya. Ada kebanggaan tersendiri jika budaya dapat ditampilkan dan
disaksikan oleh banyak orang untuk mengagumi budaya yang dibawakan sanggar
tersebut. Indonesia di kenal dunia adalah bangsa yang besar dan kaya akan
budaya yang beragam didalamnya. Tetapi jangan hanya dikenal begitu saja tetapi
harus di lestarikan terus-menerus terutama generasi muda saat ini.
Adrianus nero
merupakan salah satu anggota dari sanggar tersebut yang memainkan alat musik
tradisional saat tarian dayak dimainkan. Mengapa inggin terlibat ke sanggar?
Tanya duta padanya, ia dengan santai dan
bangga menjawab, saya mau terlibat dalam
sanggar ini karena mau menunjukkan bahwa budaya kita terutama orang dayak itu
sendiri tidak boleh ditinggalkan. Sudah susah payah para leluhur kita
menciptakan budaya, dan tugas kita orang muda saat ini adalah bagaimana caranya
memelihara dan melestarikannya ujarnya. Untuk sekarang jumlah anggota yang terlibat
aktif ada sekitar 20-an orang, dari 50-an orang. Sedikit bukan? Padahal anak
pribumi banyak. Itulah yang menjadi PR bagi kita orang muda apalagi OMK yang
terlibat dekat dengan Gereja. Untuk melestarikan budaya tidaklah muda jika
hanya dilaksanakan beberapa orang saja dengan dana yang terbatas. Tetapi coba
jika dikelola oleh banyak anggota, hal yang sulit
menjadi mudah
untuk dikerjakan.
“Perjuangan
seseorang lebih berarti jika dimulai dari diri sendiri”. Demikianlah ungkapan
Eggie Marianto kelahiran 20 September 1998 yang sekarang ketua sanggar Buriak
Enek SMA Paulus Nyarungkup. Dia bersekolah di SMA Paulus seminari. Persiapannya
untuk masuk biara Capusin. Itulah yang ia cita-citakan saat ini yaitu inggin
menjadi seorang Imam capusin. Senjak ia sekolah dari SD sampai pada tahap ini
tentu ada yang membuatnya dipercaya teman-temannya salah satunya yaitu dari
Attitude/sikap dan caranya berkomunikasi dengan orang lain sangat teratur dan
menyenangkan.
Melatih
keterampilan dan mengasah intelektual sangat cocok jika diseimbangkan dengan
mengikuti pengembangan budaya, yaitu dengan bergabung dengan sanggar Buriak
Enek khusus bagi mereka yang masih tinggal atau besekolah di SMA Paulus
Nyarungkup. Tidak menutup kemungkinan juga bagi mereka yang dari sekolah lain
untuk terlibat didalamnya. Begitu juga yang diharapkan dengan adanya naskah
ini, bertujuan untuk mengatakan kepada setiap pembaca bahwa melestarikan budaya
merupakan salah satu sikap menghargai nilai-nilai budaya. Mari kita lestarikan terus
budaya kita agar menjadi warna bagi Kalimantan dan Indonesia. Semoga!!!▪Samuel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar