Jumat, 17 Maret 2017

MELESTARIKAN BUDAYA DENGAN IKUT TERLIBAT DALAM SANGGAR


Budaya adalah warisan yang bersejarah. Kata sejarah bukanlah hal yang asing lagi bagi kita. Mendengar kata sejarah pikiran kita akan tertuju pada masa lalu yang memeristiwakan suatu kejadian atau kebiasaan yang diwariskan. Namun banyak di antara kita yang belum mengetahui apa sesungguhnya sejarah itu, dan mengapa sejarah itu begitu penting kita ketahui apalagi yang menyangkut dengan budaya. Bukan suatu candaan atau pengetahuan biasa lagi bahwa budaya yang diwariskan sudah mulai memudar. Banyak generasi muda yang tidak tertarik lagi untuk mempelajari nilai-nilai budaya dan daerah asalnya sendiri. Pemahaman dan kesadaran ini masih tidak di perhatikan lagi oleh generasi-generasi muda saat ini.
Mungkin dengan kehadiran mereka inilah bisa memotivasi mereka untuk terus melestarikan budaya. yaitu dengan sanggar Buriak Enek SMA Paulus Nyarungkup. Yang sudah berdiri beberapa tahun lalu. Sanggar ini dikelola oleh siswa/siswi itu sendiri. Biasanya mereka juga digunakan untuk ivent-ivent besar, seperti acara rohani dan hari raya. Ada kebanggaan tersendiri jika budaya dapat ditampilkan dan disaksikan oleh banyak orang untuk mengagumi budaya yang dibawakan sanggar tersebut. Indonesia di kenal dunia adalah bangsa yang besar dan kaya akan budaya yang beragam didalamnya. Tetapi jangan hanya dikenal begitu saja tetapi harus di lestarikan terus-menerus terutama generasi muda saat ini.
Adrianus nero merupakan salah satu anggota dari sanggar tersebut yang memainkan alat musik tradisional saat tarian dayak dimainkan. Mengapa inggin terlibat ke sanggar? Tanya duta padanya,  ia dengan santai dan bangga  menjawab, saya mau terlibat dalam sanggar ini karena mau menunjukkan bahwa budaya kita terutama orang dayak itu sendiri tidak boleh ditinggalkan. Sudah susah payah para leluhur kita menciptakan budaya, dan tugas kita orang muda saat ini adalah bagaimana caranya memelihara dan melestarikannya ujarnya. Untuk sekarang jumlah anggota yang terlibat aktif ada sekitar 20-an orang, dari 50-an orang. Sedikit bukan? Padahal anak pribumi banyak. Itulah yang menjadi PR bagi kita orang muda apalagi OMK yang terlibat dekat dengan Gereja. Untuk melestarikan budaya tidaklah muda jika hanya dilaksanakan beberapa orang saja dengan dana yang terbatas. Tetapi coba jika dikelola oleh banyak anggota, hal yang sulit


menjadi mudah untuk dikerjakan.

“Perjuangan seseorang lebih berarti jika dimulai dari diri sendiri”. Demikianlah ungkapan Eggie Marianto kelahiran 20 September 1998 yang sekarang ketua sanggar Buriak Enek SMA Paulus Nyarungkup. Dia bersekolah di SMA Paulus seminari. Persiapannya untuk masuk biara Capusin. Itulah yang ia cita-citakan saat ini yaitu inggin menjadi seorang Imam capusin. Senjak ia sekolah dari SD sampai pada tahap ini tentu ada yang membuatnya dipercaya teman-temannya salah satunya yaitu dari Attitude/sikap dan caranya berkomunikasi dengan orang lain sangat teratur dan menyenangkan.
Melatih keterampilan dan mengasah intelektual sangat cocok jika diseimbangkan dengan mengikuti pengembangan budaya, yaitu dengan bergabung dengan sanggar Buriak Enek khusus bagi mereka yang masih tinggal atau besekolah di SMA Paulus Nyarungkup. Tidak menutup kemungkinan juga bagi mereka yang dari sekolah lain untuk terlibat didalamnya. Begitu juga yang diharapkan dengan adanya naskah ini, bertujuan untuk mengatakan kepada setiap pembaca bahwa melestarikan budaya merupakan salah satu sikap menghargai nilai-nilai budaya. Mari kita lestarikan terus budaya kita agar menjadi warna bagi Kalimantan dan Indonesia. Semoga!!!▪Samuel


Tidak ada komentar:

Posting Komentar