Jumat, 17 Maret 2017

MELESTARIKAN BUDAYA DENGAN IKUT TERLIBAT DALAM SANGGAR


Budaya adalah warisan yang bersejarah. Kata sejarah bukanlah hal yang asing lagi bagi kita. Mendengar kata sejarah pikiran kita akan tertuju pada masa lalu yang memeristiwakan suatu kejadian atau kebiasaan yang diwariskan. Namun banyak di antara kita yang belum mengetahui apa sesungguhnya sejarah itu, dan mengapa sejarah itu begitu penting kita ketahui apalagi yang menyangkut dengan budaya. Bukan suatu candaan atau pengetahuan biasa lagi bahwa budaya yang diwariskan sudah mulai memudar. Banyak generasi muda yang tidak tertarik lagi untuk mempelajari nilai-nilai budaya dan daerah asalnya sendiri. Pemahaman dan kesadaran ini masih tidak di perhatikan lagi oleh generasi-generasi muda saat ini.
Mungkin dengan kehadiran mereka inilah bisa memotivasi mereka untuk terus melestarikan budaya. yaitu dengan sanggar Buriak Enek SMA Paulus Nyarungkup. Yang sudah berdiri beberapa tahun lalu. Sanggar ini dikelola oleh siswa/siswi itu sendiri. Biasanya mereka juga digunakan untuk ivent-ivent besar, seperti acara rohani dan hari raya. Ada kebanggaan tersendiri jika budaya dapat ditampilkan dan disaksikan oleh banyak orang untuk mengagumi budaya yang dibawakan sanggar tersebut. Indonesia di kenal dunia adalah bangsa yang besar dan kaya akan budaya yang beragam didalamnya. Tetapi jangan hanya dikenal begitu saja tetapi harus di lestarikan terus-menerus terutama generasi muda saat ini.
Adrianus nero merupakan salah satu anggota dari sanggar tersebut yang memainkan alat musik tradisional saat tarian dayak dimainkan. Mengapa inggin terlibat ke sanggar? Tanya duta padanya,  ia dengan santai dan bangga  menjawab, saya mau terlibat dalam sanggar ini karena mau menunjukkan bahwa budaya kita terutama orang dayak itu sendiri tidak boleh ditinggalkan. Sudah susah payah para leluhur kita menciptakan budaya, dan tugas kita orang muda saat ini adalah bagaimana caranya memelihara dan melestarikannya ujarnya. Untuk sekarang jumlah anggota yang terlibat aktif ada sekitar 20-an orang, dari 50-an orang. Sedikit bukan? Padahal anak pribumi banyak. Itulah yang menjadi PR bagi kita orang muda apalagi OMK yang terlibat dekat dengan Gereja. Untuk melestarikan budaya tidaklah muda jika hanya dilaksanakan beberapa orang saja dengan dana yang terbatas. Tetapi coba jika dikelola oleh banyak anggota, hal yang sulit


menjadi mudah untuk dikerjakan.

“Perjuangan seseorang lebih berarti jika dimulai dari diri sendiri”. Demikianlah ungkapan Eggie Marianto kelahiran 20 September 1998 yang sekarang ketua sanggar Buriak Enek SMA Paulus Nyarungkup. Dia bersekolah di SMA Paulus seminari. Persiapannya untuk masuk biara Capusin. Itulah yang ia cita-citakan saat ini yaitu inggin menjadi seorang Imam capusin. Senjak ia sekolah dari SD sampai pada tahap ini tentu ada yang membuatnya dipercaya teman-temannya salah satunya yaitu dari Attitude/sikap dan caranya berkomunikasi dengan orang lain sangat teratur dan menyenangkan.
Melatih keterampilan dan mengasah intelektual sangat cocok jika diseimbangkan dengan mengikuti pengembangan budaya, yaitu dengan bergabung dengan sanggar Buriak Enek khusus bagi mereka yang masih tinggal atau besekolah di SMA Paulus Nyarungkup. Tidak menutup kemungkinan juga bagi mereka yang dari sekolah lain untuk terlibat didalamnya. Begitu juga yang diharapkan dengan adanya naskah ini, bertujuan untuk mengatakan kepada setiap pembaca bahwa melestarikan budaya merupakan salah satu sikap menghargai nilai-nilai budaya. Mari kita lestarikan terus budaya kita agar menjadi warna bagi Kalimantan dan Indonesia. Semoga!!!▪Samuel




Kenapa Harus Konflik?
Acapkali kelakukan dan watak manusia bisa menyebabkan konflik yang berbasis demografis maupun terjadi secara global. Penyebab konflik sebenarnya bukan disebabkan oleh etnis atau kelompok tertentu. Melainkan sikap individu yang memacu emosi individu lainnya hingga yang turun melakukan konflik itu berkelompok. Ada banyak faktor kebebalan yang lainnya juga yang memicu lahirnya konflik. Antara lain yaitu fanatik. Orang yang fanatik merupakan orang yang tidak memiliki pengetahuan terhadap sejarah, berpikiran sempit dan picik, serta menganggap diri paling benar. Kelakuan seperti inilah yang memacu konflik besar antar komunitas, etnis maupun agama.
Setiap bangsa memiliki ciri khas dan ciri khas ini tidak berlaku secara matematis karena manusia adalah makhluk dinamis(berubah dan berkembang) karena manusia itu sendiri memiliki akal budi. Kadang manusia memiliki tubuh seperti memang beginilah manusia namun, sifat dan tindakannya tidak menunjukkan perilaku manusia (memiliki bentuk tubuh seperti manusia tetapi berperilaku seperti bukan manusia). Ya, begitulah kenyataannya. Hal tersebut boleh kita katakan munafik (bermuka ganda) apa yang di bicarakan di mulut berbeda di hati. Orang-orang seperti ini sangat tidak jarang kita temui. Kemunafikan bernaung di siapa saja yang tidak mengerti dengan moral hidup manusiawi. Jika ia memerlukan orang maka dengan segala cara termasuk menjilatpun ia sanggup. Tetapi jika orang itu sudah tidak diperlukan lagi maka ibarat pepatah “habis manis sepah di buang”. Ciri orang seperti ini melahirkan sikap yang enggan bertanggung jawab seperti kasus mega korupsi (korupsi secara besar-besaran) yang di tutupi dengan cara picik. Menghindar saat tertangkap (menjadi tersangka), menjadikan orang korban atas perbuatannya sendiri. Kalau sudah begini apa bedanya dengan pribahasa “lempar batu sembunyi tangan” orang yang sebenarnya tahu akan hukum tetapi pikiran picik yang membutakan nilai manusiawi dalam diri manusia itu sendiri.
Demikian juga dengan feodal atau sering disebut dengan manusia berkuping tipis dan cepat marah, tersinggung kalau di kritik. Manusia feodal ini ada banyak di sekitar kita tidak peduli di kalangan bawah, menengah atau kalangan orang atas dalam sisi ekonomi. Jangan salah, manusia feodal juga berada di kalangan pejabat dan pemerintahan, dosen, manajer dan orang-orang yang memiliki gelar cukup tinggi. Tetapi tidak bisa dipungkiri juga bahwa di kalangan masyarakat juga banyak. Memang, perilaku ini adalah salah satu sifat dasar negatif manusia. Tergantung manusia itu sendiri, mau berubah atau tetap mempertahankan sifat negatif dalam dirinya. Sebab pada dasarnya sifat dan watak adalah terukir. Ibarat batu yang bisa di ukir menjadi perabot yang antik begitu juga besi dapat diukir dan dibentuk menjadi seperti yang diinginkan. Sama halnya dengan watak dan sikap.  Karena watak adalah terukir alangkah baiknya watak dibentuk dari dini yaitu keluarga. Pembinaan yang dilakukan dari dini untuk anak akan menghasilkan buah yang baik dalam pertumbuhan karakter.
Fenomena yang tidak kalah uniknya juga bahwa manusia Indonesia masih percaya yang namannya tahayul. Orang –orang yang jago bikin pralambang tanpa makna seperti setan, jin, begitu juga masih percaya dengan tempat angker yang berpenunggu. Orang yang menyandarkan diri dengan hal yang tidak nyata. Menjadikan diri korban atas perilakunya sendiri.  Apa jadinya jika pandangan ini sering dikumandangkan pada telinga masyarakat yang polos. Bisa jadi setiap hari akan banyak orang yang menggunakan ritual mandi kembang menggunkan bunga tujuh warna. Aneh jika orang yang sudah memiliki agama dan keyakinan kepada sang penciptanya masih percaya dengan tahayul. Ditambah KTP tercatat memiliki agama yang jelas. Tetapi kok masih percaya sama tahayul?  Sifat inilah yang https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNnOBU09_8fY3VhIBY4q3flbM0SEm4v8xd5sB-v6klgoyPrjDI2270O5ZUYsdnyyPb4JQGm8CL38CefEgyfhjkcRl9GfZqsaIiGDPcV_7bi8LAS7lRziY0c04YFMs_vIuhyphenhyphenEfi-Grikv15/s1600/Tips+Menyelesaikan+Konflik.jpgmembuat para intelektual tidak dipandang dalam kalangan masyarakat. Mereka yang mampu dan benar hanya dipandang secara sebelah mata. Tindakan seperti ini sama halnya adalah tindakan pembodohan terhadap masyarakat masyarakat.

Selanjutnya yang ada pada manusia indonesia yaitu senang nostalgia (senang tinggal di masa lalu/lampau). Tipikal orang seperti ini sadar atau tidak, mereka ada di sekitar kita. Cirinya seperti suka mengeluh dengan kegagalan dan tenggelam di dalamnya hingga berlarut-larut. Menyiksa diri dan merugikan diri sendiri tetapi ia menganggap perbuatan ini bisa menyembuhkannya itulah bahaya nostalgia. Setiap manusia memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berubah. Kesempatan itu ada namun tidak banyak peka dengan hal tersebut. Lewat pendidikan holistik (seutuhnya) proses humanisasi bisa dilakukan seperti pendidikan dan pengembangan diri di luar kurikulum. Dalam buku yang ditulis oleh BR. HOWARD GARDNER,Profesor of education at HARUARD UNIVERSITY dengan judul buku THE THEORY OF MULTIPLE INTELLIGENCES WAS DEVELOPED IN 1983.
Buku tersebut berisikan “it suggests that the traditional nation of intelligence, based on I.Q. Testing, is for too limited. Instead, Dr. Gardner proposes eight different intelligences to account for a broather range of human potential in children and adults these” yang dimana pada dasarnya setiap manusia memiliki kecerdasan dari kecil sampai ia dewasa bahkan lanjut usia. Dalam buku yang ditulisnya mengupas delapan kecerdasan dalam diri manusia. Yang pertama kecerdasan berbahasa (linguistic intelligence “word smart) orang seperti ini biasanya pintar berbahasa. Banyak menguasai bahasa asing, daerah dan bahasanya mudah dipahami oleh masyarakat. Umumnya orang seperti ini bisa menggunakan bahasa dengan baik. Kedua adalah kecerdasan matematika (logical-mathematical intelligence “number/reasoning smart”) merupakan tipikal orang yang cerdas berhitung serta dalam kehidupan cenderung menggunakan logika. Tipe orang seperti ini jangan coba-coba untuk membohonginya apalagi menyangkut dengan angka dan logika.
Ketiga yaitu Kecerdasan gambar (spatial intelligence “picture smart”) adalah ciri-ciri orang yang cerdas dalam melihat bentuk lingkungan. Cerdas mendesain, menata, dan menggambar. Biasanya orang seperti ini banyak berkecimpung di seni rupa, teknik sipil, arsitek, fotographer dan pelukis. Kecerdasan yang keempat yaitu Kecerdasan tubuh (bodly-kinesthetic intelligence “body smart”). Kecerdasan yang dilakukan dengan tubuh layaknya orang ahli dalam bidang olaraga, menari, drama/seni teater. Kecerdasan ini sering dikenal dengan kinestetik artinya tubuh orang tersebut memiliki kecepatan, kelenturan dan kemampuan yang lebih dari orang yang memiliki kecerdasan yang lain. Kemudian kecerdasan yang kelima yaitu kecerdasan musik (musical intelligence “music smart”). Tipe orang yang seperti ini adalah orang yang mampu mendengar lingkungan hingga mengubahnya menjadi nada yang indah. Kemampuan memainkan musik, membaca not, kemampuan mendengar, bernyanyi dan mengsingkronisasikan bunyi alam dengan nada menjadi indah.
Keenam yaitu Kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence “people smart”) adalah orang yang dikenal dengan keramahan bergaul dengan orang baru dan lingkungan baru. Orang seperti ini cenderung suka membuka diri dalam arti hal yang positif dengan keunikan dan kenyamanannya bergaul maka ia mudah diterima oleh orang lain. Kecerdasan ini lebih tepatnya adalah kecerdasan yang dimiliki seseorang dengan mampu menyesuaikan diri terhadap  lingkungan dan orang banyak. Kemudian kecerdasan yang ketujuh yaitu cerdas intrapersonal (intrapersonal intelligence “self smart”) merupakan orang yang memiliki kemampuan untuk  mengatur diri sendiri, mampu membatasi diri, mampu mengendalikan diri dan berpikiran dingin. Perilakunya damai biasanya cenderung menghindari pertengkaran dan perkelahian. Orang yang disenangi karena teliti dan pintar untuk mengamati/membaca situasi. Selain beberapa hal di atas kecerdasan ini juga memiliki ilmu kesabaran yang baik (jarang bertengkar).
Selanjutnya kecerdasan yang kedelapan yaitu kecerdasan naturalistik/kecerdasan lingkungan (naturalist intelligence “nature smart”) adalah kecerdasan yang berbasis lingkungan. Tipikal orang cerdas merawat lingkungan, menata dan cinta kebersihan. Tipe orang yang seperti ini memiliki kepekaan yang baik terhadap lingkungan sekitar. Durian, nangka dan rambutan jatuh saja ia tahu posisi letak buahnya. Dengan indra penciuman yang ia miliki. Orang ini jika di ajak kesuatu tempat maka bisa ia membaca situasi buruk maupun baik yang akan menimpanya. Dengan kata lain di manapun ia bisa bertahan hidup dengan memanfaatkan kekayaan alam dan intelektualnya.
Bagaimana dengan anda? Anda pasti sudah tahu dimana letak kemampuan dan kecerdasan yang anda miliki. Menggunkan kecerdasan dengan baik dan tepat merupakan suatu penghargaan bagi Sang Pencipta. Mari kita berubah layaknya manusia Indonesia yang berkualitas dan bermoral serta menjunjung nilai manusiawi. Untuk kebaikan Negara dan bangsa. Ditambah sekarang kita sudah memasuki ekonomi asean. Diharapkan mutu pendidikan lebih diperhatikan. Agar cetakan anak Indonesia menjadi pemberi gaji bukan penerima gaji. Hindarilah konflik dan kembangkan talenta. Konflik tidak akan terjadi jika orang bewawasan luas dan tahu akan hukum. Semz (Sumber; Pastor William Chang OFMCap)


Pentingnya Mengembangkan
Sumber Daya Manusia

Oleh         : Samuel



S
ekarang adalah masanya kita mengembangkan keahlian yang dimiliki. Dengan memperdalam SDM dan menerapkannya di profesi yang dijalani saat ini. Yang kadang menjadi Kendala dalam menerapkan ide-ide yang dimiliki umumnya yaitu mental. Banyak sekali orang yang cerdas secara intelektual, tetapi lemah secara mental. Mengapa sebabnya, orang yang memiliki tingkat kreatif berpikir umumnya kalah dengan orang yang ulet dan rajin meskipun memiliki tingkat berpikir  yang bisa/ standar. Mengapa bisa demikian? Bukankah berpikir dulu baru bekerja itu lebih baik dari pada bekerja dulu baru berpikir? Alasanya adalah orang yang  hanya berpikir saja tetapi lambat melakukan akan jauh tertinggal daripada orang yang melakukan terlebih dahulu. Karena orang yang melakukan sesuatu terlebih dahulu lebih produktif  dalam cara pandang daripada orang yang hanya berpikir dahulu. Bukan hanya itu saja, orang yang berkerja atau lebih aktif bekerja kebanyakan orang yang berani menanggung resiko tetapi imbalan kesuksesannya juga lebih besar. Memang benar bahwa teori lebih baik dikuasai terlebih dahulu kemudian baru praktek. Tetapi jika kita hanya menguasai teori saja, tanpa praktek itu juga percuma.
Jaman sekarang baik di kampus maupun di sekolah sudah banyak bibit-bibit dan calon penghancur. Mengapa bisa demikian? Karena kebanyakan dari mereka hanya menginginkan sesuatu datang secara instan saja. tanpa memikirkan efek dari perbuatan yang dilakukanya untuk kedepannya. Di lain sisi, tingkat pergaulan bebas juga sudah merajalela. Melatih kebiasaan yang positif membutuhkan waktu yang panjang, bukanlah seperti orang membalikkan telapak tangan melainkan harus melalui proses menuju perubahan. Hidup tanpa proses adalah mati, adalah istilah yang sering didengar dalam ilmu ekonomi. Ditegaskan bahwa jika seseorang sedang menentukan tujuan hidupnya maka harus melalui berbagai proses sebagai acuan/ motivasinya.
Peatihan sumberdaya manusia sangatlah penting untuk perubahan dan kemajuan sesuatu. Salah satu mengasah intelektual yaitu dalam pendidikan. Pendidikan merupakan proses pembelajaran dari yang tidak tau menjadi tau, dari yang tidak bisa menjadi bisa dan dari yang belum mengerti menjadi mengerti. Dan semua proses ini tidak terlepas dari praktek. Percuma sekali jika seseorang hanya menguasai teori saja tanpa praktek nyata (dalam arti orang yang hanya menguasai teori saja biasanya orang yang suka mengkritik keadaan). Tetapi orang yang bekerja sambil berpikir adalah orang yang memiliki jiwa besar (orang yang tidak mudah mengeluh dan cenderung inspiratif ). Pengembangan sumber daya manusia sebenarnya bisa dilakukan dimana saja. baik ditempat kerja, sekolah dan lingkuangan keluarga kita. Sekarang pertanyaannya mampukah kita mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang lingkungan dan kita miliki? Berapa besar usaha yang sudah kita lakukan untuk pengembangan sumber daya manusia yang begitu kaya.
Praktek nyata dalam pengembangan SDM bukanlah sesuatu yang sangat gampang, justru kita dihadapkan dalam karakter yang jumlahnya begitu banyak. Salah satu cara menuju perubahan adalah (1) mampu mengolah dan beradaptasi dengan keadaan dunia yang kian tak menentu. Menganalisis atau mengamati keadaan merupakan tahap pertama untuk mengenal dan mengerti apa kebutuhan yang mendasar dari orang-orang sekitar kita agar  mampu mengikuti arus perkembangan yang positif . (2) jujur dan kritis terhadap kondisi yang cenderung negative. Kecenderungan yang negative sejujurnya sudah banyak yang mengelapkan mata anak-anak muda khsusnya dalam proses pertumbuh kembangan. Maka dari itu jujur adalah salah satu karakter utama yang harus dimiliki seseorang agar kelak dapat menjadi seorang pemimpin. Kritis akan keadaan merupakan ungkapan atau tanggapan terhadap sesuatu yang menurut kita kurang logis untuk diikuti. Dengan sikap kritis pastinya akan membantu kita menghindari masalah yang lebih fatal. (3) disiplin melakukan kebiasaan-kebiasaan yang positif. Tidak ada satu manusia hebat yang mampu mengalahkan orang yang displin. Disiplin merupakan salah satu kunci utama dalam proses perubahan. Orang yang bertanggung jawab adalah orang  yang disiplin akan kewajibannya. Apakah disiplin harus dimiliki orang pintar? Tentu tidak, jiwa yang disiplin hanya berada pada jiwa orang besar. Pertanyaannya maukah kita menjadi orang besar? Hanya anda sendiri yang tau jawabannya. (4) kreatif dan aktif dalam mempraktekkan ide-ide positif yang dimiliki untuk perkembangan dan perubahan. Didunia sebenarnya banyak sekali orang yang pintar secara intelktual. Tetapi banyakkah orang yang kreatif? Berpikir kreatif sebenarnya sederhana. Yang utama adalah seberapa banyak kita mengkombinasikan teori dan mengembangkannya dalam praktek. Berpikir kreatif juga merupakan cara yang unik dan menarik yang disajikan untuk orang-orang di sekitarnya. Sesungguhnya banyak orang yang mencari hal yang diferrent dengan sesuatu yang sudah ada. Banyak sekali keuntungan yang didapat dari cara pikir kreatif , salah satunya yaitu membuat orang terhipnotis dengan apa yang dimiliki, membuat orang lain merasa kagum, membuat orang merasa hal yang sederhana jika mampu diolah dan disajikan dengan baik mampu membuat orang termotivasi. Sesungguhnya sesuatu yang kreatif adalah inspiratif bagi orang-orang peka disekitarnya. (5) mampu mengontrol emosi untuk menjadi seorang pemimpin. Menjadi seorang pemimpin tentu bukanlah hal yang gampang, banyak sekali tantangan dan halangan yang menjadi penghambat untuk mencapai target. Seorang pemimpin bisa diumpamakan seperti seorang supir yang membawa penumpang atau barang-barang dengan resiko yang sangat besar, salah satunya adalah kecelakaan dan tanggung jawab akan barang dan jasa yang dibawa. Begitu juga resiko menjadi pemimpin, tidaklah gampang seperti menendang bola kegawang yang tidak ada penjaga. Tetapi seorang pemimpin yang handal adalah pemimpin yang berani menanggung resiko yang besar dan pastinya kemungkinan untuk sukses juga besar. Pemimpin yang hebat adalah orang yang bisa memanajemen dirinya sendiri dengan baik dan teratur. Jika sudah bisa mengatur diri sendiri pastinya juga bisa mengatur orang lain atau bawahannya. Semoga artikel ini menjadi inspirasi dan perenungan kita bersama dalam menghadapi dunia yang sedang banyak masalah sosial. ▪Samuel

Sabtu, 11 Maret 2017

Simbol Tiga Dunia dalam Alat Musik Dayak Kanayatn 

 http://mbahdinan.blogspot.co.id/2014/08/simbol-tiga-dunia-dalam-alat-musik.html

Diposkan oleh with 0 Comments

Simbol tiga dunia meterial dalam musik Dayak Kanayatn dapat dilihat dari bentuk instrumen yang digunakan seperti Dau, Agukng, Gadobokng, dan Solekng. Kesemuanya itu memiliki kesamaan dalam satu bentuk global, yaitu lingkaran dan lubang. Lingkaran tersebut merupakan lambang tiga dunia dalam kepercayaan lama atau agama nenek moyang. Ia merupakan representasi religius dari tiga tahap kehidupan, yaitu lahir, menjalani hidup, dan mati. Sama halnya dengan kebulatan hubungan antara ritme, melodi, dan harmoni.

Lingkaran pertama yang terdapat pada instrumen Dau terletak pada Bujal sebagai lambang Dunia Atas. Penggambaran Dunia Atas ini sesuai dengan posisi bujal yang menempati posisi paling atas atau tempat menabuh intrumen tersebut. Lingkaran kedua terletak pada bagian tengah (dibawah bujal) yang melambangkan eksistensi Dunia Tengah atau dunia manusia. Lingkaran terakhir terdapat dibagian bawah instrumen sebagai lambang Dunia Bawah.

simbol tiga dunia dalam dau

Keselarasan antara usaha dan tingkah laku religius merupakan dua hal penting dalam kehidupan masyarakat Dayak Kanayatn. Ia merupakan sebuah tatanan kehidupan yang harus dijalankan oleh masyarakatnya. Artinya setiap tingkah laku orang Dayak Kanayatn harus disertai dengan keluhuran budi sebagai cermin ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Seperti kata pepatah Bacuramin Ka’ Saruga yang artinya Bercermin kepada Surga.

Eksistensi tiga dunia yang digambarkan instrumen Agukng terletak pada jumlah instrumen. Kebanyakan instrumen yang digunakan dalam penyajian musik Dayak Kanayatn berjumlah tiga buah. Jumlah ini sesuai dengan konsep tiga dunia dalam kepercayaan masyarakat Dayak Kanayatn. Sebut saja tiga instrumen itu adalah Agukng, Kanayatn atau Katuku, dan KatukengAgukng sebagai instrumen yang karakter suaranya agung dilambangkan dengan Dunia Atas. Kanayatn menempati posisi paling tengah dianggap sebagai lambang Dunia Tengah, sedangkan Katukeng memiliki suara dan bentuk yang paling kecil diantara ketiganya dilambangkan sebagai Dunia Bawah.

simbol tiga dunia dalam agukng

Agukng memiliki karakter suara paling agung. Ia berfungsi memberi ketukan dasar atau penentu ketukan berat. Ketukan berat ini menjadi patokan jatuhnya nada dalam satu ruang birama. Ia memberi sekat terhadap permainan instrumen lain, sehingga dapat diketahui posisi jatuh nada pertama sebagai ketukan berat (nada dong). Begitu pula dalam kehidupan, Instrumen ini dapat disamakan dengan ajaran agama yang harus diikuti, diturut, dan dihayati sebagai pedoman hidup yang dijalani. Ajaran agama itu mengajarkan kepada manusia untuk berbakti kepada Tuhan, sebagai sesuatu yang mengatur dan menguasai kehidupan di jagad raya, dan sebagai tujuan terakhir dari perjalanan religius masyarakat Dayak Kanayatn. Dari sinilah hadir Dunia Atas pada kehidupan nyata sebagai penunjang keberadaan manusia dalam menjalani kehidupannya.

Katuku merupakan representasi kehidupan manusia di dunia. Ia bukan hanya memiliki arti kehidupan secara harafiah, yaitu kerja, istirahat, dan makan, namun ia merupakan lambang dari tingkah laku yang menyertakan pemikiran dan perasaan untuk mencerna segala yang dilihat dan dirasakan. Manusia berpikir dan menangkap fenomena-fenomena alam yang memerlukan sebuah penghayatan dan usaha yang pada akhirnya harus ia pertanggungjawabkan kepada Jubata dan manusia lainnya.

Katukeng merupakan lambang Dunia Bawah sebagai refleksi kehidupan makhluk halus. Keberadaan alam ini tidak bisa terlepas dengan kehidupan manusia, karena pada dasarnya antara manusia dengan makhluk halus merupakan satu asal atau keturunan yang sama. Hal ini berhubungan dengan cerita Ne’ Baruakng Kulub sebagai nenek moyang orang Dayak Kanayatn dan cerita turunnya padi ke dunia (Wawancara langsung dengan Maniamas Miden Sood, Seniman dan Dukun Dendo, 21 April 2006, Dsn. Asong Pala, Ds. Aur Sampuk, Kec. Sengah Temila, Kab. Landak, Kalimantan Barat. Diijinkan untuk dikutip). Dalam cerita itu terdapat sebuah dunia transenden yang keberadaannya digunakan untuk mengingatkan kembali tentang asal mula, kejadian suci (ritual Baliatn), dan adat masyarakat Dayak Bukit (Dayak Kanayatn). Bukti hubungan tersebut dapat dilihat dalam upacara ritual perdukunan masyarakat Dayak Kanayatn, dimana dukun dalam upacara tersebut mendatangkan makhluk halus dari Dunia Bawah untuk membantunya melakukan pengobatan. Refleksi hubungan inilah yang diungkapkan kembali melalui instrumen Katukeng.

simbol tiga dunia dalam gadobokng

Simbol adat dapat dilihat pada instrumen Gadobokng. Simbol ini dinyatakan dengan posisi Gadobokng sebagai pemangku irama atau pemberi ketukan. Setiap permainan harus berpatokan pada ritme permainan Gadobokng agar tercipta keharmonisan jalinan nada-nada yang dihasilkan oleh permainan masing-masing instrumen. Begitu pula dengan kehidupan, ia harus berpatokan pada adat agar tercipta keselarasan hidup dalam bermasyarakat.

Lingkaran atas Gadobokng atau lingkaran pada membran sebagai simbol Dunia Atas merupakan representasi adat. Ia mengeluarkan bunyi sebagai simbol peraturan yang harus diturut. Lingkaran tengah (resonansi) sebagai simbol Dunia Tengah merupakan transformasi kehidupan manusia yang harus selaras dengan adat, sebagaimana keselarasan antara bunyi membran yang dipukul terhadap bunyi yang dikandung oleh resonansi, seperti kata pepatah hidup dikandung adat, mati dikandung tanah. Lingkar bawah (lingkar dasar) sebagai simbol Dunia Bawah adalah norma pergaulan sebagai dasar kehidupan bermasyarakat. Dari sinilah timbul sikap saling menghormati, gotong royong, dan ikatan persaudaraan yang diatur dalam hukum. Keberadaannya difungsikan sebagai penunjang hubungan sosial, sehingga kehidupan bermasyarakat menjadi tenteram dan damai.

simbol dalam nada

simbol tiga dunia dalam solekng

Dinamika kehidupan masyarakat Dayak Kanayatn tercermin dalam Solekng yang menggambarkan alur kehidupan masyarakat Dayak Kanayatn yang bersahaja dan mau menerima apa adanya. Bunyi Solekng yang mengalun indah merupakan representasi keselarasan hidup masyarakat yang berpangkal dari rasa adil dan saling menghargai. Rasa adil dan saling menghargai ini terbawa sampai orang Dayak Kanayatn hidup di luar lingkungan mereka atau hidup dengan orang lain. Mereka selalu bersyukur atas apa yang mereka dapat dan selalu menghormati segala bentuk pemberian. Seperti kata pepatah Adil Ka’ Talino yang artinya adil kepada manusia.

Alunan nada-nada Solekng merupakan penggambaran kehidupan yang selaras dengan ajaran Tuhan. Keselarasan hidup dengan nilai-nilai religi ini diaplikasikan dalam setiap napas kehidupan, baik sosial maupun ekonomi. Seperti kata pepatah Basengat Ka’ Jubata yang artinya Bernapas Kepada Jubata (Tuhan).

Setelah mengkaji instrumen dari segi filosifis, diketahui bahwa seluruh instrumen tersebut merupakan realitas tiga dunia, dimana realitas Dunia Atas dilambangkan dengan instrumen Agukng, realitas Dunia Tengah dilambangkan dengan Dau, dan realitas Dunia Bawah dilambangkan dengan Gadobokng. Dunia atas adalah tatanan nilai religius atau sendi ke-Tuhan-an yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan. Pedoman ini dinyatakan dalam hukum adat untuk mengatur hubungan manusia dengan manusia dan menjadi pondasi tingkah laku dalam kehidupan sosial, yang dilambangkan sebagai Dunia Bawah. Realitas Dunia Tengah merupakan merupakan kehidupan manusia itu sendiri yang harus selaras dengan alam dan lingkungannya dengan berpatokan pada sendi agama dan adat. Pada dunia inilah eksistensi kesatuan itu diwujudkan. Penggambaran keseluruhan hidup itu dapat dikaji dengan melihat jumlah keseluruhan lubang yang terdapat pada keempat instrumen di atas. Gabungan dari 8 lubang instrumen Dau, 7 lubang Solekng, 3 lubang Agukng, dan 1 lubang Gadobokng semuanya  berjumlah 19 lubang, ditambah satu lubang mulut untuk vokal. Kemudian 20 lubang itu dilengkapi dengan 1 bunyi sebagai hasil dari kesatuan tingkah laku musikal dari keempat instrumen tersebut. Jumlah 21 ini sama dengan jumlah suku kata yang terdapat pada pepatah (prinsip hidup) orang Dayak Kanayatn, yaitu Adil Ka’ Talino, Basengat Ka’ Jubata, Bacuramin Ka’ Saruga.

simbol tiga dunia dalam interaksi musik

Bunyi merupakan hasil dari tingkah laku musikal manusia, seperti menabuh atau memainkan alat musik dan menyanyi. Tanpa ada tingkah laku manusia, instrumen belum berarti apa-apa atau belum menghasilkan musik. Gabungan dari tingkah laku musikal dan instrumen inilah yang menghasilkan musik, sehingga musik bukan hanya berarti hubungan nada-nada yang teratur dan membentuk suatu pola tertentu, melainkan sebagai presentasi adat dan religi masyarakatnya. Oleh karena itu bunyi yang dihasilkan sesuai dengan budaya  yang melingkupinya. Hubungan antara instrumen, tingkah laku musikal, dan bunyi (musik) merupakan representasi filosifis konsep tiga dunia yang dirangkum dan dinyatakan dalam irama musik Dayak Kanayatn


POTENSI PARIWISATA KUBU RAYA
Ada beberapa Objek Wisata yang ada di Kabupaten Kubu Raya Antara lain : Alam Batu Gajah, Gunung Ambawang, Kelenteng Tengah Laut, Selat teluk air, Dermaga Batu Ampar terletak di Batu Ampar, Hutan Mangrove, Pulau Bidara, Air Terjun Bidang bahar, desa kubu, gunung wangkang, Pulau gelanggang terletak di Kubu, Dll,
https://bersamakitabisakr.files.wordpress.com/2012/06/combined-6112-1251.png?w=300&h=214

Dermaga Batu Ampar
https://bersamakitabisakr.files.wordpress.com/2012/06/batu-ampar.jpg?w=202&h=134Batu Ampar merupakan daerah kecamatan yang berada di Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki beragam potensi salah satunya yakni potensi wisata karena letak geografisnya berada di muara laut.
Di kawasan ini memiliki pemandangan yang menakjubkan, apalagi dinikmati pada pagi atau sore hari karena kita akan menyaksikan hamparan pulau disekelilingnya yang cukup menawan.
Untuk mendatangi daerah Batu Ampar dapat menggunakan transportasi air seperti speed bot dari pelabuhan rasau jaya dengan jarak tempuh selama sekitar 1 jam 30 menit hingga 2 jam perjalanan.
Selain hamparan pulau-pulau kecil di daerah ini juga terdapat kawasan hutan manggrove sebagai hutan pelindung abrasi dan sebagai penopang ekonomi di daerah itu karena masyarakat memanfaatkan kayunya untuk dijadikan arang.
Selain itu, apabila kita datang kedaerah terkenal dengan hamparan batunya maka kita dapat melakukan aktivitas memancing karena sekitar daerah ini terkenal dengan udang galaknya sehingga hampir setiap hari minggu atau hari libur banyaknya pemancing datang kedaerah ini. Hingga kini tempat tersebut terus diggalakkan sebagai daerah wisata yang sangat berpotensi.
https://bersamakitabisakr.files.wordpress.com/2012/06/batu-ampar2.jpg?w=593

Sungai Kakap
https://bersamakitabisakr.files.wordpress.com/2012/06/kakap.jpg?w=210&h=153Kecamatan Sungai Kakap terbagai atas beberapa gugus pulau. Beberapa pulau berbatasan langsung dengan Laut Natuna. Kondisi alam demikian telah menjadikan Wilayah Kecamatan Kakap bagian pesisir seperti seperti Tanjung Saleh, Jeruju Besar, Sungai Itik, dan Sungai Kupah (Tanjung Intan) memiliki potensi wisata pantai. Namun keterbatasan infrastruktur serta aksesibilitas yang rendah menuju wilayah tersebut potensi tersebut belum dapat diberdayakan.
Muara Sungai Kakap (Tanjung Saleh) dan sekitarnya adalah tempat favorit bagi para pemancing. Hampir setiap hari libur dan hari minggu di kawasan ini selalu dipenuhi oleh wisatawan pemancing yang datang dari berbagai tempat. Kegiatan ini tentu saja memberikan nilai positif bagi penduduk sekitar. Para nelayan Sungai Kakap sudah terbiasa pada hari-hari tertentu beralih profesi dengan menyewakan perahunya kepada para pemancing. Harga sewa perahu yang dipatok nelayan ini berkisar antara Rp. 250.000 sampai 500.000,- tergantung besar kecilnya perahu dan jauh dekatnya rute yang tempuh pemancing. Kegiatan mancing ikan di Muara Sungai Kakap ini tentu saja menjadi potensi Daya Tarik Wisata yang perlu dikembangkan.
Diwilayah Sungai Kakap bagian daratan terutama Desa Punggur Kecil, Punggur Besar, Kalimas dan Pal IX memiliki lahan yang subur serta berkembang berbagai budidaya tanaman buah-buahan seperti Langsat, Manggis dan Durian. Bahkan, produksi langsat di Kalimantan Barat lebih dari 75% nya adalah berasal dari wilayah tersebut. Ketika musim buah tiba, bukan saja penduduk lokal yang datang ke wilayah ini. Berbagai lapisan masyarakat maupun para pedagang berbondong-bondong datang untuk menikmati dan membeli buah-buhan tersebut.
Letak dan posisi Kecamatan Sungai Kakap yang berbatasan langsung dengan Laut Natuna serta jarak yang relatif dekat dengan Pusat Ibukota Provinsi (Kota Pontianak) telah memberikan keuntungan tersendiri bagi kota tersebut. Sebagai pusat transportasi sungai, keberadaan dermaga/pelabuhan di Sungai Kakap kerap melayani berbagai angkutan laut/sungai untuk menghubungkan wilayah-wilayah sekitarnya termasuk objek-objek wisata yang tersebar di wilayah tersebut.
Selain daya tarik wisata yang dimiliki Kecamatan Sungai Kakap, pengembangan kegiatan kepariwisataan perlu ditunjang oleh tersedianya berbagai akomodasi wisata. Beberapa fasilitas sarana dan prasarana yang terdapat di Kecamatan Sungai Kakap yang diperkirakan dapat menunjang kegiatan kepariwisataan diantaranya adalah dijumpainya berbagai tipe rumah makan sekala kecil maupun besar, toko penjual hasil laut yang dapat digunakan sebagai souvenir wisata, lembaga perbankan (bank) serta penyewaan alat transportasi khususnya perahu nelayan. Beberapa Restaurant yang berlokasi di Sungai Kakap kerap dijadikan tujuan oleh wisatawan dari luar Sungai Kakap, khususnya para wisatawan yang datang dari Kota Pontianak. Beberapa Restaurant seperti Restauran Pondok Hijau hanya buka pada hari-hari tertentu yaitu pada hari jum’at, sabtu dan minggu. Restaurant lainnya yang ada di Sungai Kakap adalah Restauran Pondok Wisata Seafood dan Restaurant Teratai Indah yang memiliki panorama menghadap laut. Satu Restaurant yang ditemui yaitu Kakap Kuring dalam keadaan tidak aktif.
https://bersamakitabisakr.files.wordpress.com/2012/06/kakap1.jpg?w=300&h=150

Panorama Sungai Kapuas Rasau Jaya – Kubu
https://bersamakitabisakr.files.wordpress.com/2012/06/kubu2.jpg?w=300&h=150Sepanjang perjalanan menuju Kec. Kubu para penumpang atau wisatawan akan disuguhi keindahan alam Sungai Kapuas dengan berbagai aftifitas didalamnya. Jalur ini relative padat, selain hilir mudiknya nelayan lokal melakukan aktifitasnya juga menjadi urat nadi perekonomian bagi angkutan sungai yang menghubungkan Kota Pontianak dengan kota-kota lainnya sepanjang sungai Kapuas kearah Kabupaten Kayong Utara. Selain disuguhi aktifitas pelayaran lokal para wisatawan pun akan menikmati pemandangan hutan mangrup dan jejeran pohon nipah yang begitu menyejukkan. Perjalanan sungai menuju Kec. Kubu ini tentu saja menjadi perjalanan yang sangat mengesankan bagi para wisatawan terlebih bagi mereka yang belum pernah menikmati perjalanan lewat sungai.
Setelah kurang lebih satu jam perjalanan dari Dermaga Rasau Jaya, speedboat akan memasuki Kecamatan Kubu dan biasanya berhenti di Ibukota Kecamatan Kubu atau di Desa Kubu.  Desa Kubu adalah kawasan transit bagi para penumpang yang melakukan perjalanan dari atau ke Kabupaten Kayong Utara. Dilokasi ini, tersedia fasilitas-fasilitas bagi para penumpang atau wisatawan. Selain terdapat beberapa rumah makan, di lokasi ini juga terdapat pasar lokal yang melayani penumpang transit maupun kebutuhan sehari-hari penduduk lokal serta satu buah penginapan sederhana “Famili” dengan tarif relative murah sekitar Rp.40.000,- permalam.
https://bersamakitabisakr.files.wordpress.com/2012/06/kubu.jpg?w=300&h=197

Situs Kerajaan Kubu
Desa Kubu terkenal dengan situs peninggalan Kerajaan Kubu. Berdasarkan sejarah yang bersumber dari berbagai bahan, Kerajaan Kubu didirikan oleh Syarif Idrus, seorang penyebar ajaran Islam dari Ar-Ridha Trim Hadralmaut.
Situs Sejarah peninggalan Kerajaan Kubu yang menjadi potensi objek wisata Budaya/Rohani di Kecamatan Kubu adalah:
  1. Masjid Jami Khairussa’adah, Kompleks Makam Kerajaan Kubu
  2. Makam Raja-raja Kubu
  3. Keraton Adrussiyah Kubu
Budaya Kecamatan Kubu
Pada Tahun 2010 atau tepatnya 28 Dzulqaidah 1431 H, Hari Sabtu, 6 November 2010, bertempat di komplek makam Kerajaan Kubu, Keluarga Besar Addarussiah Kerajaan Kubu/ Ambawang melaksanakan khaul atau peringatan wafatnya Sayidis Syarif Idrus bin Abdurrahman Al Aydrus ke-222 (26 Dzulqaidah 1209 H-1431 H). Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Bapak Syarif Ahyar Alaydrus (Keraton Kubu/ keturunan dari raja ke-8), acara ini dihadiri oleh sekitar 3.000 jemaah yang datang dari berbagai daerah dan negara tetangga. Artinya bahwa dengan banyaknya jemaah yang hadir pada acara tersebut menandakan kegiatan tersebut telah menjadi Daya Tarik Wisata Budaya/Rohani dan ini adalah merupakan potensi yang perlu dikembangkan dalam rangka pembangunan kepariwistaan di Kabupaten Kubu Raya. Kegiatan budaya lainnya yang rutin dilaksanakan di Kecamatan Kubu adalah Robo-robo. Untuk Tahun 2011, acara robo-robo dilaksanakan pada Tanggal 18 Desember 2011.
Alam Kecamatan Kubu
Kecamatan Kubu juga memiliki objek wisata Alam yaitu Wisata Gunung Ambawang dan Batu Masjid. Setidaknya terdapat 3 (tiga) atraksi wisata Alam Gunung Ambawang yang ditemui yaitu; Wisata Hiking Gunung Ambawang, Wisata Air Terjun Gunung Ambawang (Bujang Bahar) dan Wisata Batu Wangkang. Selain itu ketiga DTW tersebut, ditemui juga objek wisata Batu Masjid yang letaknya di Dusun Parit Baru, Desa Sungai Bemban, Kec. Kubu. Berdasarkan informasi dari masyarakat sekitar, keempat jenis wisata alam tersebut hanya dikunjungi oleh wisatawan pada waktu-waktu tertentu, seperti pada waktu liburan sekolah dan pada hari raya.
 Air Terjun Bujang Bahar dan Wisata Hiking
Dari Desa Kubu (Ibukota Kec. Kubu) perjalanan menuju kawasan wisata Gunung Ambawang dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda dua dengan ongkos ojek  sebesar Rp. 75.000 (PP). Perjalanan dari Desa Kubu ditempuh kurang lebih 1 jam perjalanan melalui rute Desa Kubu-Penyebrangan Sungai Kapuas-Desa Air Putih-Lokasi Kaki Gunung Ambawang (Desa Ambawang).
Dari Lokasi Kaki Gunung Ambawang menuju Lokasi Air Terjun Bujang Bahar dilakukan dengan jalan kaki melewati rute-rute jalan setapau menempuh hutan pegunungan yang mempunyai kemiringan lebih dari 30O dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam. Lokasi wisata sampai saat ini masih dikelola secara sederhana oleh masyarakat Desa Ambawang. Namun demikian, di kaki gunung ambawang telah disediakan areal parkir dan toilet umum untuk keperluan wisatawan.
 Batu Wangkang
Sekitar 3 (tiga) km ke arah barat dari lokasi wisata Air Terjun Gunung Ambawang ditemui objek wisata Batu Wangkang. Seperti halnya lokasi wisata Air Terjun, di lokasi inipun pengelolaannya masih dilakukan sederhana oleh masyarakat sekitar. Keindahan dari lokasi Batu Wangkang ini adalah menikmati alam hutan dan kesejukan air sungai yang sangat jernih yang ditengahnya terdapat batu-batu pengunungan yang besar.
 Batu Masjid
Lokasi terakhir dari objek wisata Alam yang ada di Kec. Kubu adalah Batu Masjid, terletak di Dusun Parit Baru Desa Sungai Bemban. Batu Masjid adalah sebuah gugu-san batu yang bentuknya menyerupai kubah masjid. Tumpukan batu sejenis hanya ditemui di satu lokasi ini saja, tidak ditemui di lokasi lainnya. Belum ada akomodasi penunjang wisata di sekitar batu masjid ini. Lokasi batu Masjid sebenarnya tidak terlalu jauh dari Kawasan Gunung Ambawang, sehingga bila berminat untuk mengunjungi lokasi ini bisa satu perjalanan wisata dengan lokasi wisata gunung ambawang. Menuju lokasi ditempuh dengan roda dua sekitar satu jam perjalanan dari Gunung Ambawang, Alternatif perjalanan lain dari Ibukota Kabupaten menuju lokasi Batu Masjid dapat ditempuh melalui rute; Sungai Raya-Rasau Jaya-Bintang Mas-Penyebrangan ke Sungai Deras-Lokasi (Sungai Bemban) dengan waktu perjalan sekitar 2,5 jam.
Sungai Ambawang
https://bersamakitabisakr.files.wordpress.com/2012/06/ambwng.jpg?w=300&h=225Alternatif wisata alam, terutama wisata hutan dan pegunungan di Kecamatan Ambawang terdapat di Desa Teluk Bakung. Potensi Alam yang dimiliki Desa Teluk Bakung ini dapat lebih diberdayakan seiring dengan semakin membaiknya aksesibilitas Jalan Lintas Kalimantan yang melintasi Kecamatan Sungai Ambawang.
Daya Tarik Wisata Alam lain yang menjadi potensi pariwisata di Kecamatan Ambawang adalah memanfaatkan keberadaan Sungai Landak yang melintasi Desa Mega Timur serta keberadaan anak sungai lainnya yang berada di Kecamatan Ambawang. Panorama alam sungai dan kearifan masyarakat lokal di sekitar Sungai Landak, Sungai Ambawang dan anak sungai lainnya merupakan potensi Daya Tarik Wisata Alam. Pengembangannya dapat terpadu dengan kecamatan lain di Kabupaten Kubu Raya yang juga dilalui oleh sungai-sungai tersebut.
Desa Jawa Tengah dan Desa Korek berpotensi untuk dikembangkan sebagai desa wisata. Potensi objek wisata di kedua desa tersebut terutama yang berhubungan dengan objek wisata budaya yang berkembang di masing-masing desa tersebut.
Desa Jawa Tengah masyarakatnya sebagian besar masih memegang tradisi dan budaya jawa. Di lokasi ini terdapat bangunan rumah besar 2 (dua) unit yang berfungsi sebagai tempat menyelenggarakan kegiatan budayanya. Pada tanggal-tanggal tertentu seperti tanggal 1 syuro atau Bulan Muharam setiap tahunnya selalu dilaksanakan kegiatan budaya sedekahan bumi. Pada acara budaya tersebut, selain kegiatan budaya dan keagamaan juga ditampilkan hiburan-hiburan khas daerah jawa seperti campur sari, wayang kulit, Singa Barong, Pencak Silat, hadrah dan kesenian-kesenian lainnya. Melalui Paguyuban Masyarakat Jawa di Desa Jawa Tengah serta pembinaan dari para tokoh masyarakat di desa tersebut, beberapa kesenian dan tradisi jawa relative berkembang dan terpelihara keberadaannya. Beberapa kesenian seperti pengembangan wayang kulit dan singa barong mengharapkan adanya pembinaan dan bantuan peralatan dari pemerintah daerah. Dengan berkembangnya tradisi jawa di lokasi ini, Desa Jawa Tengah sangat berpotensi sebagai pusat pengembangan budaya jawa di Kabupaten Kubu Raya atau bahkan berpotensi sebagai pusat orientasi budaya jawa di Kalimantan Barat.
Desa Korek, Kecamatan Sungai Ambawang berpotensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata Budaya di Kabupaten Kubu Raya. Di Desa Korek ini berdiri rumah panjang (Rumah Betang) yang merupakan rumah budaya adat dayak. Keberadaan rumah betang ini menjadi sangat penting terutama bila dihubungkan dengan pemeliharaan dan pengembangan tradisi masyarakat dayak di lokasi tersebut. Pada waktu-waktu tertentu di rumah betang ini selalu diadakan kegiatan budaya dayak seperti acara naik dangau, upacara buang penyakit padi dan upacara budaya lainnya. Keberadaan budaya dayak di Desa Korek ini ditunjang dengan adanya sanggar-sanggar budaya seperti Sanggar budaya Malahia dan Muaratarino yang konsisten memelihara dan mengembangkan seni budaya dayak. Pada beberapa waktu yang lalu di Desa Korek juga banyak terdapat Rumah Pantek yaitu patung yang terbuat dari kayu ulin yang dibuat sebagai penghormatan kepada tokoh leluhurnya, namun keberadaan rumah Pantek ini pada saat ini sudah sulit ditemui.
https://bersamakitabisakr.files.wordpress.com/2012/06/ambwng1.jpg?w=593Kecamatan Ambawang di lalui oleh Jalan Lintas Kalimantan. Keberadaan jaringan jalan ini menjadi sangat strategis terutama bila dihubungkan dengan pengembangan ekonomi dan budaya bagi bagi masyarakat Kabupaten Kubu Raya. Jaringan Jalan Lintas Kalimantan bukan saja menghubungkan Kabupaten Kubu Raya dengan Kabupaten lainnya di Kalimantan Barat, tetapi menjadi jalan penghubung juga dengan Negara Malaysia.
Beberapa desa di sepanjang koridor Jalan Lintas Kalimantan sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai rest area. Di lokasi rest area tersebut selain penyelenggaraan fasilitas beristiharat juga sangat dimungkinkan untuk sekaligus memperkenalkan budaya daerah setempat atau mendirikan pusat-pusat penjualan souvenir wisata dengan ciri khas Kabupaten Kubu Raya. Beberapa desa berpotensi untuk berdirinya rest area sekaligus memperkenalkan budaya setempat. Di Desa Jawa Tengah berpotensi untuk diperkenalkan kepada pengunjung rest area di lokasi tersebut. Di Desa Korek, Lingga dan Pancaroba, budaya dayak dapat diperkenalkan terhadap pengunjung rest area. Begitu juga di Desa Teluk Bakung, pengunjung dapat dimanjakan oleh budaya dan keindahan alam yang ada.
Potensi lainnya yang dimiliki Kecamatan Ambawang adalah keberadaan Terminal Tipe A (Terminal Ambawang) yang akan menjadi terminal terbesar antar Negara yang ada di Kalimantan Barat. Dengan terpusatnya angkutan transportasi antar Negara di terminal ini, Kabupaten Kubu Raya berpotensi untuk didatangi oleh wisatawan lokal (antar kabupaten) dan wisatawan mancanegara (Malaysia dan Brunei Darussalam). Potensi ini tentu saja perlu dioptimalkan oleh pemerintah daerah, terutama instansi yang terkait dalam penyelenggaraan pariwisata. Di lokasi terminal dapat diselenggarakan event-event wisata kuburaya serta menjadi pusat penjualan souvenir wisata khas Kabupaten Kubu Raya.
https://bersamakitabisakr.files.wordpress.com/2012/06/sungai-ambawang.jpg?w=593Lokasi lain yang dapat dikembangkan sebagai lokasi objek wisata adalah Tugu Ali Anyang di bundaran jalan lintas Kalimantan. Pada saat survey dilakukan (2011) Tugu Ali Anyang ini sudah menjadi orientasi bagi masyarakat lokal untuk menikmati acara wisata di lokasi tersebut. Beberapa kelompok masyarakat mendirikan Forum Komunikasi Pemuda Tugu Alianyang dengan tujuan mengelola areal sekitar tugu untuk kegiatan wisata bagi masyarakat lokal. Pemerintah daerah dapat berperan dengan memberikan penataan di wilayah tersebut. Akomodasi wisata atau penunjang kegiatan wisata di Kecamatan Sungai Ambawang masih dirasakan kurang. Jenis transportasi juga masih sangat terbatas. Hotel yang ditemui adalah Hotel Surya Alam, terletak di Jalan Lintas Kalimantan. Jenis fasilitas yang dimiliki Hotel Surya Alam diantaranya adalah; Ball Room dengan daya tamping 100 orang dan restaurant. Hotel yang baru berdiri pada tahun 2011 ini belum begitu rame dikunjungi. Tingkat hunian hotel baru mencapai 10-20 % setiap harinya. Beberapa masyarakat di Kecamatan Ambawang adalah pengrajin Souvenir Wisata. Hasil kerajinan umumnya dipasarkan ke Kota Pontianak atau dipasarkan melalui pameran-pemeran pariwisata. Beberapa jenis kerajianan yang ada diantaranya adalah kerajinan anyaman akar keladi air yang di produksi oleh KUB Barage, Desa Ambawang Kuala. Jenis produksinya adalah tas, topi, tempat kue, tempat buah/bunga, kipas, pot bunga dan piring.
Gunung Ambawang
https://bersamakitabisakr.files.wordpress.com/2012/06/ambwag.jpg?w=593Gunung Ambawang terletak di Kecamatan Kubu menyimpan berbagai aset wisata yang belum terjamah oleh tangan-tangan trampil di bidangnya. Gunung Ambawang selain airnya yang masih bersih dan belum tercemar itu menyimpan arti bahwa daerah gunung ambawang masil alami. Selain dari alamnya yang begitu tradisional juga menyimpan sejarah yang belum tergali oleh pihak-pihak terkait, seperti tiang bedera peninggalan penjajah masa lalu, makam tua dari suku Dayak yang tak pernah muncul dalam catatan sejarah, disana terletak pahlawan, pejuang negeri yang penuh misteri, disini membuktikan bahwa Gunung Ambawang mempunyai sejarah yang perlu kita ungkap dan dipublikasi kepada masyarakat luas. Disamping sejarah yang begitu tinggi nilainya itu, Gunung Ambawang mempunyai aset wisata yang potensial yang menarik diantaranya air terjun Bujang Bahar yang terletak di tengah-tengah gunung sekitar 10 km perjalanan dari kaki gunung.

Sungai Raya
https://bersamakitabisakr.files.wordpress.com/2012/06/293372_219722561417003_107208502668410_533911_1478273857_n.jpg?w=300&h=152
Secara geografis, Kecamatan Sungai Raya berbatasan langsung dengan Kota Pontianak (Ibukota Provinsi). Bandara Supadio atau dikenal juga sebagai Bandara Pontianak letaknya berada di Kota Sungai Raya ini, sehingga dapat dikatakan Kabupaten Kubu Raya atau lebih khususnya Kota Sungai Raya adalah pintu gerbang menuju Kalimantan Barat dari jalur udara. Di pusat Ibukota Kecamatan (Kota Sungai Raya) belum banyak ditemui lokasi wisata. Tempat wisata yang ada umumnya berupa wisata buatan, seperti wisata outbond di Taman Fantasi, Taman Randayan dan Kolam Renang di Hotel Dangau/Randayan. Beberapa fasilitas penunjang wisata seperti hotel, penginapan, rumah makan, Karaoke, Spa dan Biro Perjalanan Wisata telah tersedia di Kecamatan Sungai Raya. Beberapa hotel berkelas bintang seperti Hotel Dangau, Hotel Harmoni Inn dan Hotel Gardenia. Selain hotel berbintang tersebut, tersedia juga hotel kelas melati seperti Hotel Srikandi dan beberapa penginapan di sekitar bandara. Sedangkan beberapa rumah makan seperti Fresh Resto, Warung Dangau, Rumah Makan Padang maupun rumah makan lainnya tersebar di kecamatan ini. Beberapa hotel dan rumah makan seperti Hotel Randayan, Hotel Harmoni Inn, Hotel Gardenia dan Rumah Makan Fresh Resto telah dilengkapi oleh Penunjang wisata MICE (wisata konvensi). Ditempat ini dapat digelar kegiatan Meeting (pertemuan), Incentive, Conference (Persidangan berkala) dan Exibition (pameran). Kecamatan Sungai Raya dilalui oleh Sungai Kapuas. Keberadaan Sungai ini adalah potensi wisata alam yang dapat dikembangkan. Kedepan, wisatawan dapat memanfaatkan potensi alur Kapuas ini sebagai suatu bentuk kegiatan wisata yang berwawasan lingkungan dengan memperhatikan fanorama dan dinamika kearifan lokal di sekitar Sungai Kapuas.
Beberapa kegiatan wisata dapat dikembangkan di sekitar alur sungai Kapuas. Pada titik-titik tertentu pada DAS Sungai Kapuas seperti di sekitar Jembatan Kapuas dua dapat dikembangkan berbagai atraksi wisata seperti wisata keluarga dan layak anak maupun wisata mancing. Selain itu dapat dikembangkan pula kegiatan penunjang wisata seperti rumah makan maupun wisata kuliner lainnya.
Di beberapa lokasi lainnya di Kecamatan Sungai Raya seperti di Desa Gunung Tamang di ujung Pulau Limbung terdapat potensi Alam Gunung Tamang. Hanya saja dengan keterbatasan infrastruktur yang ada, potensi tersebut masih bersifat wisata lokal.
Di Desa Limbung (kawasan sekitar Bandara) tersedia lahan sekitar 25 Ha yang akan dimanfaatkan untuk kegiatan hutan kota. Kedepan selain jenis tanaman yang telah tersedia di lahan tersebut juga berencana akan di tanaman oleh berbagai jenis tanaman langka oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Kubu Raya. Disekitar lokasi ini juga akan dikembangkan oleh masyarakat Desa Limbung berupa taman agro wisata yang terpadu dengan pertanian. Selain Taman kota terdapat pula kawasanan penanaman rumput gajah dan waduk limbung.
Fasilitas wisata lainnya juga tersebar di Kawasan Bandara Supadio, diantaranya adalah berbagai Biro Perjalanan Wisata (Tiketing), Agen Perjalanan Wisata, Rumah Makan, Penjualan Souvenir serta Taxi Bandara.
Selain Daya Tarik Wisata, di Kecamatan Sungai Raya juga berkembang kegiatan budaya seperti Kasidahan (Desa Kuala Dua, Arang Limbung, Sungai Raya dan Teluk Kapuas), Kesenian Rebana, Kuda Lumping (Arang Limbung dan Desa Limbung), Barongsay/Naga (Sungai Raya dan Teluk Kapuas), kesenian Jepin. wisata rohani Makam Sultan Manggis di Desa Sungai Asam, Sukalanting dan wisata rohani sembahyang kubur.
Beberapa bentuk kerajinan yang dapat dimanfaatkan sebagai bentuk souvenir wisata sudah mulai berkembang di Kecamatan Sungai Raya, diantaranya adalah kerajinan keladi air, membuat guci di Sungai Raya, Kerajinan Tikar Bemban (Arang Limbung), Kerajinan Tas Kain (Sungai Durian), Kerajinan Kerang (Sungai Raya), pemanfaatan limbah pelastik untuk souvenir di Desa Arang Limbung.
Di Kecamatan Sungai Raya berdiri juga Grya Kerajinan dan Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Kab. Kubu Raya) yang terletak di Jalan A. Yani 2 Sungai Raya. Dekranasda ini menampung dan memasarkan produk kerajinan masyarakat Kabupaten Kubu Raya. Keberadaan Dekranasda ini sangat membantu dalam hal mempromosikan produk souvenir masyarakat, terutama mengikut sertakan produk-produk kerajinan masyarakat pada ajang-ajang pameran.

itulah beberapa potensi wisata yang ada di Kabupaten Kubu Raya yang benar-benar masih memiliki potensi yang sangat luar biasa jika telah dikembangkan dan di jadikan objek wisata, sehingga menambah sumber Pendapatan Asli Daerah Kubu Raya.