Senin, 28 November 2016

Hari Besar Nasional dan Internasional


BULAN JANUARI
01 Januari ~ Tahun Baru Masehi
01 Januari ~ Hari Perdamaian Dunia
03 Januari ~ Hari Departemen Agama
05 Januari ~ Hari Korps Wanita Angkatan Laut (KOWAL)
05 Januari ~ Hari Ulang Tahun Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
10 Januari ~ Hari Lingkungan Hidup Indonesia
10 Januari ~ Hari Tritura
10 Januari ~ Hari Ulang Tahun Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
15 Januari ~ Hari Peristiwa Laut dan Samudera
25 Januari ~ Hari Gizi dan Makanan
25 Januari ~ Hari Kusta Internasional
31 Januari ~ Hari Lahir Nahdlatul Ulama (NU)

BULAN FEBRUARI
02 Februari ~ Hari Lahan Basah Sedunia (Konvensi Ramsar)
05 Februari ~ Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi (Zeven Provincien)
09 Februari ~ Hari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)
09 Februari ~ Hari Kavaleri
13 Februari ~ Hari Persatuan Farmasi Indonesia
14 Februari ~ Hari Valentine
14 Februari ~ Hari Peringatan Pembela Tanah Air (PETA)
19 Februari ~ Hari KOHANUDNAS
20 Februari ~ Hari Pekerja Nasional
21 Februari ~ Hari Bahasa Ibu Internasional
22 Februari ~ Hari Istiqlal
23 Februari ~ Hari Rotary Club
28 Februari ~ Hari Gizi Nasional Indonesia

BULAN MARET
01 Maret ~ Hari Kehakiman Nasional
01 Maret ~ Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949
06 Maret ~ Hari Konvensi CITES (Perdagangan Satwa Liar)
06 Maret ~ Hari Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad)
08 Maret ~ Hari Wanita/Perempuan Internasional
09 Maret ~ Hari Musik Nasional
10 Maret ~ Hari Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI)
11 Maret ~ Hari Surat Perintah 11 Maret (SUPERSEMAR)
18 Maret ~ Hari Arsitektur Indonesia
20 Maret ~ Hari Kehutanan Sedunia
21 Maret ~ Hari Sindrom Down
22 Maret ~ Hari Air Internasional
23 Maret ~ Hari Meteorologi Sedunia
24 Maret ~ Hari Peringatan Bandung Lautan Api
24 Maret ~ Hari Tuberkulosis Sedunia
27 Maret ~ Hari Women International Club (WIC)
29 Maret ~ Hari Filateli Indonesia
30 Maret ~ Hari Film Indonesia

BULAN APRIL
01 April ~ Hari Bank Dunia
06 April ~ Hari Nelayan Indonesia
07 April ~ Hari Kesehatan Sedunia
09 April ~ Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI AU)
15 April ~ Hari Zeni
16 April ~ Hari Komando Pasukan Khusus (Kopassus)
18 April ~ Hari Peringatan Konferensi Asia-Afrika di Bandung
19 April ~ Hari Pertahanan Sipil (HANSIP)
21 April ~ Hari Kartini
22 April ~ Hari Bumi/Earth Day/KTT Bumi
23 April ~ Hari Buku Sedunia
24 April ~ Hari Angkutan Nasional
24 April ~ Hari Solidaritas Asia-Afrika
27 April ~ Hari Lembaga Pemasyarakatan Indonesia

BULAN MEI
01 Mei ~ Hari Buruh Sedunia
01 Mei ~ Hari Peringatan Pembebasan Irian Barat
02 Mei ~ Hari Pendidikan Nasional
03 Mei ~ Hari Surya
05 Mei ~ Hari Lembaga Sosial Desa (LSD)
08 Mei ~ Hari Palang Merah Internasional
10 Mei ~ Hari Lupus Dunia
11 Mei ~ Hari POM – TNI
15 Mei ~ Hari Korps Resimen Mahadjaya/Jayakarta (Menwa Jayakarta)
17 Mei ~ Hari Buku Nasional
19 Mei ~ Hari Korps Cacat Veteran Indonesia
20 Mei ~ Hari Kebangkitan Nasional
21 Mei ~ Hari Peringatan Reformasi
29 Mei ~ Hari Lanjut Usia Nasional
31 Mei ~ Hari Anti Tembakau Internasional

BULAN JUNI
01 Juni ~ Hari Lahirnya Pancasila
03 Juni ~ Hari Pasar Modal Indonesia
05 Juni ~ Hari Lingkungan Hidup Sedunia
15 Juni ~ Hari Demam berdarah Dengue ASEAN
17 Juni ~ Hari Dermaga
21 Juni ~ Hari Krida Pertanian
22 Juni ~ Hari Ulang Tahun Kota Jakarta
24 Juni ~ Hari Bidan Indonesia
26 Juni ~ Hari Anti Narkoba Sedunia
29 Juni ~ Hari Keluarga Berencana Nasional

BULAN JULI
01 Juli ~ Hari Bhayangkara
05 Juli ~ Hari Bank Indonesia
09 Juli ~ Hari Peluncuran Satelit Palapa
12 Juli ~ Hari Koperasi Indonesia
15 Juli ~ Hari PT. Askes (Persero)
22 Juli ~ Hari Kejaksaan
23 Juli ~ Hari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)
23 Juli ~ Hari Anak Nasional
29 Juli ~ Hari Bhakti TNI Angkatan Udara
31 Juli ~ Hari Lahir Korps Pelajar Islam Indonesia (PII) Wati

BULAN AGUSTUS
05 Agustus ~ Hari Dharma Wanita Nasional
08 Agustus ~ Hari Ulang Tahun ASEAN
10 Agustus ~ Hari Veteran Nasional
12 Agustus ~ Hari Wanita TNI Angkatan Udara (Wara)
12 Agustus ~ Hari Remaja Internasional
13 Agustus ~ Hari Peringatan Pangkalan Brandan Lautan Api
14 Agustus ~ Hari Pramuka (Praja Muda Karana)
17 Agustus ~ Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
18 Agustus ~ Hari Konstitusi Republik Indonesia
19 Agustus ~ Hari Departemen Luar Negeri Indonesia
21 Agustus ~ Hari Maritim Nasional
24 Agustus ~ Hari Televisi Republik Indonesia (TVRI)
24 Agustus ~ Hari Anak Jakarta Membaca

BULAN SEPTEMBER
01 September ~ Hari Polisi Wanita (POLWAN)
04 September ~ Hari Pelanggan Nasional
08 September ~ Hari Aksara Internasional
08 September ~ Hari Pamong Praja
09 September ~ Hari Olah Raga Nasional
09 September ~ Hari Ulang Tahun Partai Demokrat
11 September ~ Hari Radio Republik Indonesia (RRI)
14 September ~ Hari Kunjung Perpustakaan
17 September ~ Hari Perhubungan Nasional
17 September ~ Hari Palang Merah Indonesia (PMI)
21 September ~ Hari Perdamaian Internasional
24 September ~ Hari Agraria Nasional/Hari Tani
26 September ~ Hari Statistik
27 September ~ Hari Pos Telekomunikasi Telegraf (PTT)
28 September ~ Hari Kereta Api
29 September ~ Hari Sarjana Indonesia
30 September ~ Hari Peringatan Pemberontakan G30S/PKI

BULAN OKTOBER
01 Oktober ~ Hari Kesaktian Pancasila
02 Oktober ~ Hari Batik Sedunia
02 Oktober ~ Susu Nasional
03 Oktober ~ Hari Arsitektur Dunia-World Architecture Day UIA
05 Oktober ~ Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI)
08 Oktober ~ Hari Tata Ruang Nasional
09 Oktober ~ Hari Surat Menyurat Internasional
10 Oktober ~ Hari Kesehatan Jiwa Sedunia
14 Oktober ~ Hari Penglihatan Sedunia
15 Oktober ~ Hari Hak Asasi Binatang
16 Oktober ~ Hari Pangan Sedunia
16 Oktober ~ Hari Parlemen Indonesia
17 Oktober ~ Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional
20 Oktober ~ Hari Ulang Tahun Golongan Karya
24 Oktober ~ Hari Dokter Indonesia
24 Oktober ~ Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
27 Oktober ~ Hari Listrik Nasional
27 Oktober ~ Hari Penerbangan Nasional
28 Oktober ~ Hari Sumpah Pemuda
29 Oktober ~ Hari Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI)
30 Oktober ~ Hari Keuangan

BULAN NOVEMBER
03 November ~ Hari Kerohanian
10 November ~ Hari Ganefo
10 November ~ Hari Pahlawan
12 November ~ Hari Kesehatan Nasional
14 November ~ Hari Brigade Mobil (BRIMOB)
14 November ~ Hari Diabetes Sedunia
16 November ~ Hari Konferensi Warisan Sedunia
20 Nopember ~ Hari Anak Sedunia
21 November ~ Hari Pohon
22 November ~ Hari Perhubungan Darat
25 November ~ Hari Guru/HUT PGRI

BULAN DESEMBER
01 Desember ~ Hari AIDS Sedunia
02 Desember ~ Hari Konvensi Ikan Paus
03 Desember ~ Hari Penyandang Cacat Internasional
04 Desember ~ Hari Artileri
09 Desember ~ Hari Armada Republik Indonesia
09 Desember ~ Hari Pemberantasan Korupsi Sedunia
10 Desember ~ Hari Hak Asasi Manusia
12 Desember ~ Hari Transmigrasi
13 Desember ~ Hari Kesatuan Nasional
15 Desember ~ Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional
15 Desember ~ Hari Infantri
19 Desember ~ Hari Bela Negara
19 Desember ~ Hari Trikora
20 Desember ~ Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional
22 Desember ~ Hari Korps Wanita Angkatan Darat (KOWAD)
22 Desember ~ Hari Sosial
22 Desember ~ Hari Ibu
25 Desember ~ Hari Natal
29 Desember ~ Hari Keanekaragaman Hayati
29 Desember ~ HUT Koperasi Pegawai Perpustakaan Nasional (KOPTANAS)

Keterangan:
Teks yang berwarna hitam merupakan Hari Besar Nasional
Teks yang berwarna biru merupakan Hari Besar Internasional
Hari-hari besar keagamaan yang biasanya diperingati setiap tahun adalah :
Idul Adha (Islam)
Tahun Baru Hijriyah dan Hari Santri (kalender Islam dan Jawa)
Tahun Baru Imlek (kalender Tionghoa)
Nyepi (Hindu)
Maulid Nabi Muhammad SAW (Islam)
Jumat Agung (Kristen)
Waisak (Buddha)
Kenaikan Yesus Kristus (Kristen)
Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW (Islam)
Idul Fitri (Islam) Hari Raya Natal (Kristen)
Demikianlah, semoga bermanfaat.


Sumber: http://mediacenter.malangkota.go.id/2012/09/daftar-lengkap-hari-besar-nasional-dan-internasional-terpenting/#ixzz4RJfSgpIN

Kamis, 24 November 2016

Gajah Mada adalah Patih (Dayak) dari Kalimantan Barat


Gajah Mada menurut masyarakat Dayak di Kalbar, perlu diketahui bahwa Gajah Mada bukan orang Jawa, ia adalah asli orang Dayak yang berasal dari Kalimantan Barat, asal usul kampungnya yaitu di Kecamatan Toba (Tobag), Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat (saat ini).


Banyak masyarakat Dayak percaya bahwa Gajah Mada adalah orang Dayak, hal itu berkaitan dengan kisah tutur tinular masyarakat Dayak Tobag, Mali, Simpang dan Dayak Krio yang menyatakan Gajah Mada adalah orang Dayak. Ada sedikit perubahan nama dari Gajah Mada pada Dayak Krio menjadi Jaga Mada bukan Gajah Mada namun Dayak lainnya menyebutnya dengan Gajah Mada.

Sebutan itu sudah ada sejak lama dan Gajah Mada dianggap salah satu Demung Adat yang hilang. Ada kemungkinan ia diutus Raja-Raja di Kalimantan. Ia berasal dari sebuah kampung di wilayah Kecamatan Toba (saat ini). Hal itu dibuktikan dengan ritual memandikan perlengkapan peninggalan Gajah Mada setiap tahunnya. Gajah Mada dianggap menghilang dan tidak pernah kembali ke Kalimantan Barat.

Kisah yang memperkuat bahwa ia memang asli Dayak dan berasal dari Kalbar yaitu ia adalah seorang Demung Adat dibawah kekuasaan Raja-Raja di Kalimantan. Ia seorang Demung dari 10 kampung yang ada, namun setelah dia menghilang entah kemana, kampung tersebut kehilangan satu Demung Adatnya sehingga Demung Adat di wilayah itu tinggal 9 orang saja lagi.

Kisah ini sampai sekarang masih dituturkan oleh kelompok masyarakat Dayak ditempat asalnya Gajah Mada. Bukti-bukti tersebut sangat kuat dan bisa dibuktikan sebab Kerajaan tertua letaknya bukan di Jawa tetapi justeru di Kalimantan sehingga unsur Hindu lebih mempengaruhi setiap sikap dan tata cara hidup dan Hindu pun lebih dulu ada di Kalimantan bukan di Jawa. Alasan ini sangat masuk akal bahwa pengaruh Hindu di Jawa sangat dipengaruhi oleh kerajaan Kutai di Kalimantan dan kemungkinan Gajah Mada adalah orang kuat yang diutus kerajaan Kutai untuk menjajah nusantara termasuk Jawa.

Dalam kisah Patih Gumantar Dayak Kanayatn (Dayak Ahe) Kalimantan Barat bahwa Patih Gajah Mada adalah saudaranya Patih Gumantar, mereka ada 7 bersaudara. (Baca Buku, Mencermati Dayak Kanyatan)

Satu lagi soal nama Patih Gajah Mada bahwa gelar Patih itu sendiri hanya ada di Kalimantan khususnya Kalbar dan satu-satunya patih di Jawa adalah Gajah Mada itu sendiri, tidak ada patih lain dan itu membuktikan bahwa gelar “Patih” berasal dari silsilah kerajaan dikalbar. 

Selasa, 22 November 2016

Acara HUT IPDKR terlaksana dengan lancar

Minggu, 20 November 2016

Organisasi Kepemudaan Ikatan Pemuda Dayak Kubu Raya (IPDKR) merayakan hari lahirnya yang ke dua tahun. Acara yang merupakan puncak dari kegiatan sehari seluruh anggota IPDKR ini dilaksanakan di Aula Kantor Kecamatan Sungai Ambawang, sebelumnya juga dilaksanakan Bahaupm Tahunan ditempat yang sama.

Ketua Panitia Penyelenggara, Dolores Benno mengatakan acara HUT IPDKR ini merupakan agenda penting terutama bagi seluruh anggota IPDKR. Sumber pembiayaan acara HUT IPDKR ini merupakan hasil dari Swadaya anggota, baik berupa sumbangan sukarela maupun hasil dari menjual beberapa assesoris seperti PIN dan Sticker IPDKR, juga ada sejumlah sumbangan Masyarakat Dayak yang ada di Kabupaten Kubu Raya.


Teofelus Boni, Ketua Umum IPDKR mengatakan OKP IPDKR lahir 2 tahun silam tepatnya pada hari Jumat tanggal 21 November 2014, namun karna tanggal 21 di bulan ini jatuh di hari kerja maka perayaan HUT IPDKR dilaksanakan sehari sebelumnya yakni hari minggu, 20 November 2016. Teofelus Boni juga menyampaikan bahwa OKP IPDKR sudah berbadan hukum dan telah terdaftar di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kab. Kubu Raya. Dalam sambutannya, Boni juga mengharapkan dukungan dari seluruh masyarakat terhadap OKP ini terutama kepada Pemerintah daerah Kubu Raya, karena sesungguhnya keberadaan IPDKR ini adalah untuk membantu program-program pemerintah. Teofelus Boni mengakhiri sambutannya dengan berpesan kepada seluruh anggota IPDKR untuk tetap menjaga kekompakan dan selalu ingat akan semangat organisasi yakni Bakomo’, Bapakat, Batulukng.

Acara HUT IPDKR yang ke-2 ini dihadiri oleh Wakil Bupati Kabupaten Kubu Raya, Drs. Hermanus, M.Si, Ketua Dewan Pembina IPDKR, Kartius, SH. M.Si, Pengurus DAD Kabupaten Kubu Raya, Paulus KD, SH dan dari pihak Kepolisian setempat.

Kartius, SH, M.Si dalam sambutannya berpesan kepada para pemuda dayak agar berani bermimpi setinggi-tingginya dan harus bekerja keras, “Orang Dayak jangan malas dan jangan pernah gengsi.” Tegasnya. Dia juga berpesan hendaknya kaum muda dayak menjauhi yang namanya narkoba.
Pihak DAD Kabupaten Kubu Raya yang diwakili oleh Paulus KD, SH. Berpesan agar OKP IPDKR ini menjadi wadah pemersatu, jangan ada yang terkotak-kotak. Hal tersebut juga didukung oleh Wakil Bupati Kab. Kubu Raya ketika menyampaikan sambutannya bahwa jika orang dayak ingin maju maka harus bersatu, belajar dari filosofi lidi, sendiri akan rapuh namun jika bersama-sama maka akan kuat bahkan dia berharap agar anggota IPDKR ini menjadi agent of change dan contoh bagi OKP-OKP lainnya.


Acara HUT IPDKR yang ke-2 ini selain diisi dengan potong kue ulang tahun dan menyanyikan lagu Happy Birthday juga diisi dengan penganugerahan penghargaan kepada beberapa anggota yang dinilai berkontribusi lebih bagi organisasi pada tahun 2016. 



Berbagai kesenian disajikan dalam acara tersebut diantaranya Pencak Silat Dayak Kanayatn, Puisi, Beat Box, Solo Singer, Music Instrmental Dayak, Solo Guitar, dan lain-lain.

Senin, 21 November 2016

BATAH IPDKR Sukses di gelar di Kecamatan Sungai Ambawang


Agenda tahunan Ikatan Pemuda Dayak Kubu Raya ( IPDKR ) berupa Bahaupm Tahunan sukses digelar pada hari minggu, 20 November 2016. Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Kantor Kecamatan Sungai Ambawang di mulai pukul 09.00 WIB dan selesai pukul 15.30 WIB. BATAH IPDKR Tahun 2016 ini dimoderatori oleh Pius Asiang yang juga menjabat ketua bidang Ekonomi dan enterpreneurship DPP IPDKR.


Dalam sambutannya ketua panitia pelaksana, Dolores Benno melaporkan bahwa kegiatan ini dihadiri oleh utusan Pemuda dari beberapa kecamatan di Kabupaten Kubu Raya diantaranya adalah Kecamatan Kuala Mandor B, Kecamatan Sungai Raya, Kecamatan Sungai Ambawang dan Kecamatan Kubu. "BATAH ini adalah salah satu dari dua agenda penting yang akan dilaksanakan, yang satunya lagi adalah acara peringatan HUT IPDKR yang Ke-2." lanjut Dolores Benno. 

Kegiatan ini mengangkat tema "Melalui BAHAUPM TAHUNAN dan PERINGATAN HUT IPDKR Ke-2 Kita tingkatkan solidaritas dan persaudaraan Pemuda Dayak di Kabupaten Kubu Raya dengan semangat Bakomo', Bapakat dan Batulukng."


Ketua Umum IPDKR, Teofelus Boni dalam sambutannya juga menyampaikan hal senada, Pemuda Dayak harus memiliki semangat persatuan jangan sampai terkotak-kotak. "OKP IPDKR ini bersifat terbuka dan membuka diri bagi seluruh unsur pemuda dayak yang ada di Kubu Raya, perjuangan untuk mengharumkan dan membesarkan nama Dayak adalah perjuangan bersama." Tegas Teofelus Boni.

Dalam kegiatan BATAH ini juga disampaikan laporan pertanggungjawaban DPP IPDKR untuk tahun 2016. Dalam laporannya Koordinator Umum Bidang Kerja IPDKR, Giovani Rikho memaparkan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan organisasi ini, tidak kurang 34 kegiatan telah dilaksanakan di sepanjang tahun 2016. diantaranya kegiatan seminar dengan tema yang beragam, tentang lingkungan hidup, tentang bahaya narkoba dll, juga ada kegiata perlombaan baik internal maupun eksternal, kegiatan sosial donor darah, kerja bakti, menghadiri event-event penting seperti Pekan Gawai Dayak dan Pengukuhan Pengurus MADN.



Acara selanjutnya dilanjutkan dengan Sidang Peninjauan AD/ART/AT IPDKR yang dipimpin langsung oleh DPP IPDKR dengan Ketua Sidang Teofelus Boni. melalui sidang tersebut DPP IPDKR ingin mengakomodir beberapa pokok pikiran anggota yang belum masuk dalam aturan namun perlu untuk laksanakan. Ketua sidang menjelaskan bahwa Sidang Batah tidak dalam kewenangan untuk mengubah AD/ART, karena kewenangan perubahan untuk itu hanya ada di MUBES dan MUBESLUB. 

Acara yang sempat dihadiri oleh Bapak Camat kecamatan Sungai Ambawang ini diakhiri dengan doa dan Foto bersama. selanjutnya seluruh peserta BATAH menyiapkan ruangan untuk acara peringatan HUT IPDKR yang ke-2 ditempat yang sama.




Rabu, 09 November 2016

Para tokoh yang pernah menulis tentang Pengelompokan Bangsa Dayak


  1. 1900, D. Anton Willem Niuwenhuis (1864–1953), geografer dan etnolog Belanda, peneliti tentang Kalimantan sejak 1890.
  2. 1918, Cornellis van Vollenhoven (1874–1933), ahli hukum, linguistik, dan politikan Belanda, peneliti tentang hukum adat Kalimantan.
  3. 1924, Ch. F. H. Duman, peneliti tentang Dayak.
  4. 1927, Franz Boas (1858–1942), antropolog Jerman–Amerika.
  5. 1948, Robert Baron Van Heine Gildern (1885–1968), antropolog, arkeolog, etnolog Austria, peneliti tentang Asia Tenggara dan Indonesia.
  6. 1948–1979, Tjilik Riwut (1918–1987), Tokoh Dayak, perwira militer, pejuang, Pahlawan Nasional, mantan Gubernur Kalimantan Tengah.
  7. 1955, Pamela J. Steward, dan Andrew K. Strathem, antropolog, dari Universitas Pittsburgh.
  8. 1959, Waldemar Stöhr, etnolog Jerman, peneliti tentang Dayak.
  9. 1963, Clifford James Geertz (1926–2006), antropolog Amerika Serikat.
  10. 1964, Stanley Abram Karnow (1925–2013), sejarawan dan wartawan Amerika Serikat.
  11. 1967, A. B. Hudson, peneliti tentang Dayak Ma'anyan.
  12. 1970, James Thomas Collins, profesor linguistik bahasa Melayu, penulis tentang Dayak.
  13. 1971, K.P.H. Koentjara Ningrat (1923–1999), profesor antropologi, dari Universitas Indonesia.
  14. 1974, J. U. Lontaan, penulis sejarah dan hukum adat Dayak.
  15. 1981, Robert A. Blust (1940–), antropolog dan ahli linguistik austronesia, dari Universitas Hawaii.
  16. 1885, Peter Bellwood, profesor antropologi dan arkeolog, dari Universitas Nasional Australia, peneliti tentang Dayak.
  17. 1986, Ave dan King, peneliti tentang Kalimantan dan Dayak, dari Universitas Pensylvania.
  18. 1987, Mikhail Coomans | Michael Coomas, penulis tentang Dayak.
  19. 1988–2013, Marcus Colchester, direktur Forest People Programme, di Inggris.
  20. 1989, R. H. Geldern, J. H. C. Kern, J. R. Foster, J. R. Logen, peneliti tentang Dayak dan Melayu.
  21. 1989, R. B. Slamet Muljana (1929–1986), profesor Sejarah, dari Universitas Indonesia.
  22. 1989, Bernard Sellato (1951–), geolog dan antropolog, Perancis, peneliti tentang Kalimantan sejak 1973.
  23. 1990, Jérôme Rousseau, antropolog Perancis, dari Universitas Cambridge, peneliti tentang Dayak sejak 1970.
  24. 1991, Fridolin Ukur, Tokoh Dayak, pendeta dan penulis.
  25. 1991, M. P. Lambut, Tokoh Dayak, profesor Emeretus, dari Universitas Lambung Mangkurat.
  26. 1996, Masri Singarimbun, antropolog, dari Universitas GajahMada, penulis tentang Dayak.
  27. 1996, Kathy Mac Kinnon, biolog Inggris, spesialis biodiversitas, penulis tentang kehidupan alami Indonesia.
  28. 1997, Amri Marzali, antroplog, dari Universitas Insdonesia, peneliti tentang Dayak.
  29. 2003, Simon Takdir, antropolog, peneliti tentang Dayak.
  30. dan lainnya.

Kumpulan Data Kerajaan di Nusantara

[2013, kompilasi Achmad Firwany]

Peta Nusantara

 001; Kerajaan NanSarunai; [±242? SM – ±1389? M; ±1631? tahun; >40? raja]; di utara Kalimantan Selatan; Kerajaan tertua dan pertama dan terlama di Nusantara; Kerajaan tertua dan pertama di Kalimantan dan di Kalimantan Selatan; Didirikan oleh Suku Dayak Ma`anyan; Bersama dengan Kerajaan TanjungPuri, diserang dua kali oleh Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta, di 1356 dan 1358. Pada penyerangan kedua, Kerajaan NanSarunai mengalami kehancuran, yang dikenal dengan peristiwa "NanSarunai Usak Jawa" yang berarti, Kerajaan NanSarunai telah dirusak oleh pasukan kerajaan dari Jawa, yang dalam hal ini adalah Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta.

 002; Kerajaan Kandis; [1 SM–?–; ±? tahun; ? raja]; di Sumatra Selatan; Kerajaan tertua dan pertama di Sumatra; Diruntuhkan oleh Kerajaan ShinThong dari TiongKok.

 003; Kerajaan Kerinci alias Koyin; [±150–±350; ±200 tahun; >=4? raja]; di Sumatra Selatan; Didirikan oleh Suku Kerinci.

 004; Kerajaan SalakaNagara; [130–362; ±232 tahun; 11 raja Dinasti Warman]; di Jawa Barat; Kerajaan tertua dan pertama di Jawa; Kerajaan tertua dan pertama di Jawa Barat; Didirikan oleh imigran India; Sejak 356 digantikan dan diteruskan oleh Kerajaan TarumaNagara.

 005; Kerajaan Tapan alias Tapa alias Tupo; [±250–±450; ±200 tahun; >=4? raja]; di Sumatera Selatan.

 006; Kerajaan TarumaNagara; [358–669; ± 311 tahun; 12 raja Dinasti Warman]; di Jawa Barat; Didirikan oleh imigran India; melalui pernikahan raja, menjadi keluarga dengan Kerajaan Kutai MartaDiPura dan Kerajaan GaluhSindula; Di 669 pecah 2 atas: Kerajaan SundaPura alias Sunda yang dominan Sunda, dan Kerajaan GaluhParmata alias Galuh yang dominan Dayak.

 007; Kerajaan Kutai MartaDipura alias Kutai MartaPura; [396–1610; ±1214 tahun; 27 raja Dinasti Warman]; di Kalimantan Timur; Kerajaan tertua dan pertama di Kalimantan Timur; Didirikan oleh putra Dayak Bukit Meratus dengan imigran India; melalui pernikahan raja, menjadi keluarga dengan Kerajaan TarumaNagara; Imigran Dayak ke Jawa Barat mendirikan Kerajaan GaluhSindula; Di 1320 dan 1610 diserang dan diruntuhkan oleh tetangganya, Kesultanan Kutai KartaNagara.

 008; Kerajaan CupuNagara; [±395?–±434; ±39 tahun; >=1? raja]; di Jawa Barat; Dibawah Kerajaan TarumaNagara.

 009; Kerajaan TanjungPuri; [±520?–±1444?, ±924? tahun; >20? raja Dinasti Malayu]; di Kalimantan Selatan; Didirikan oleh imigran dari Sumatera Selatan, sebagian asal Tapan, sebagian asal Kuntala, dan sebagian lagi asal SriWijaya.

 010; Kerajaan SaungGalah alias Kuningan; [±400?–±600?; ±200? tahun; >=4? raja]; di Jawa Barat; Dibawah Kerajaan TarumaNagara.

 011; Kerajaan WanaGiri; [±400?–±600?; ±200? tahun; >=4? raja]; di Jawa Barat; Dibawah Kerajaan TarumaNagara.

 012; Kerajaan IndraPrahasta; [±434?–455?; ±21 tahun; >=1 raja]; di Jawa Barat; Dibawah Kerajaan TarumaNagara.

 013; Kerajaan Kuntala alias Kandali alias Kantoli; [434–650; ±216 tahun; 5 raja Dinasti Warman]; di Sumatra; Pendahulu SriWijaya; Imigran ke Kalimantan Selatan bergabung dengan Kerajaan TanjungPuri.

 014; Kerajaan Poli; [500–1100; ±600 tahun; ? raja]; di di Aceh Utara, Sumatra.

 015; Kerajaan GaluhSindula alias Sindula; [500–632; ±132 tahun; 10 raja di 10 kerajaaan]; di Jawa Barat hingga Jawa Tengah; diantaranya Kerajaan GaluhKalingga, pendahulu Kerajaan Kalingga; Didirikan oleh imigran Dayak dari Kalimantan, di masa Kerajaan TarumaNagara membangun kekeluargaan dengan Kerajaan Kutai MartaDiPura. Pendaluhu Kerajaan Kalingga.

 016; Kerajaan GaluhKendan; [536–669; ±133 tahun; 4 raja]; di Jawa Barat; Turunan Kerajaan TarumaNagara.

 017; Kerajaan Kalingga atau GaluhKalingga; [632–752; ± 120 tahun; 1 ratu dan 2 raja]; di Jawa Tengah; Turunan Kerajaan GaluhSindula; Kerajaan tertua dan pertama di Jawa Tengah; imigran Dayak dari Kalimantan. Sejak 732 dipecah 2 atas: Kerajaan Mataram alias Medang dibawah Dinasti Sanjaya di Jawa Tengah untuk Sang Ratu atau PrameSwari, dan Kerajaan Sambhara alias Kanyuruhan dibawah Dinasti Singha di Jawa Timur untuk Sang Raja atau Sang PrameSwara.

 018; Kerajaan SriWijaya; [650–1377; ±727 tahun; 30 raja dari 5 Dinasti berbeda dengan 4 interseksi pemerintahan]; di Sumatra Selatan; Turunan Kerajaan Kuntala; Interseksi pemerintahan [778–847, 69 tahun, 6 raja, ke7 s/d ke12] dengan Kerajaan Mataram alias Medang, dalam pembangunan Candi Kalasan dan Candi Borobudur di Jawa Tengah; Interseksi pemerintahan [882–914, 32 tahun, 1 raja, ke14] dengan Kerajaan SinghaDwala atau SinghaMandawa alias Bedulu alias Bedahulu; Interseksi pemerintahan [1183–1347, 164 tahun, 3 raja, ke26 s/d ke28] dengan Kerajaan DharmasRaya; Interseksi pemerintahan [1347–1377, 30 tahun, 2 raja, ke29 s/d ke30] dengan Kerajaan MalayaPura dan Kerajaan PagarUyung; Sejak 1347, raja ke29, adalah turunan Kerajaan WilwaTikta alias MajaPahit, dan sejak 1377 dilebur kedalam Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta; Menurunkan Kesultanan PagarUyung; Imigran ke Kalimantan Selatan bergabung dengan Kerajaan TanjungPuri. 

 019; Kerajaan SundaPura alias Sunda; [669–852; ±183 tahun; 8 raja]; di Jawa Barat; Turunan Kerajaan TarumaNagara dan Kerajaan GaluhSindula; dominan Sunda dari Kerajaan TarumaNagara; Sejak 852 bergabung dengan Kerajaan GaluhParmata alias Galuh membentuk Kerajaan Sunda–Galuh alias Pajajaran.

 020; Kerajaan GaluhParmata alias Galuh; [669–852; ±183 tahun; 13 raja]; di Jawa Barat; Turunan Kerajaan GaluhSindula dan Kerajaan TarumaNagara; dominan Dayak dari Kerajaan GaluhSindula; Sejak 852 bergabung dengan Kerajaan SundaPura alias Sunda membentuk Kerajaan Sunda–Galuh alias Pajajaran.

 021; Kerajaan Galunggung; [702–1521?; ±819? tahun; 10? raja]; di Jawa Barat; Turunan Kerajaan GaluhParmata; Kemudian jadi bawahan Kerajaan Sunda–Galuh alias Pajajaran.

 022; Kerajaan Mataram alias Medang; [732–1006; ±274 tahun; 20 raja, 16 raja Dinasti Sanjaya dan 4 raja Dinasti Isyana]; di Jawa Tengah; Penerus 1 Kerajaan Kalingga dibawah Dinasti Sanjaya; Interseksi pemerintahan [778–847, 69 tahun, 6 raja, ke2 s/d ke7] dengan Kerajaan SriWijaya, dalam pembangunan Candi Kalasan dan Candi Borobudur di Jawa Tengah; Sejak 929 berada dibawah Dinasti Isyana, dan dipindahkan ke Jawa Timur; hingga diruntuhkan oleh Kerajaan SriWijaya melalui sekutunya di Jawa Timur; Pendahulu Kerajaan Kuripan; Imigran Dinasti Sanjaya turunan Dayak ke Kalimantan Timur mendirikan Kerajaan Kutai KartaNagara.

 023; Kerajaan Sambhara alias Kanyuruhan; [732–929; ± 274 tahun; >=5 raja Dinasti Singha]; di Jawa Timur; Penerus 2 Kerajaan Kalingga dibawah dinasti Singha; Kembaran Kerajaan Mataram alias Medang; Kerajaan tertua dan pertama di Jawa Timur; Sejak 929, ketika Kerajaan Mataram alias Medang dibawah Dinasti Isyana, dan dipindahkan ke Jawa Timur, Kerajaan Sambhara alias Kanyuruhan dipersatukan dan dilebur dibawah Kerajaan Mataram alias Medang, hingga diruntuhkan oleh Kerajaan SriWijaya melalui sekutunya di Jawa Timur.

 024; Kesultanan AirPura; [800–1100; ±300 tahun; 18 sultan]; di Sumatra Barat;Kesultanan tertua dan pertama di Nusantara; Didirikan oleh Imigran dari India, Arab, dan Turki; digantikan dan diteruskan oleh Kesultanan IndraJati.

 025; Kerajaan TanjungPura alias BakulaPura; [800–1501; ± 701 tahun; 17? raja]; di selatan Kalimantan Barat; Kerajaan tertua dan tertua di Kalimantan Barat; Dalam perioda 1268?1292, menjadi nagara dibawah Kerajaan Tumapel alias SinghaSari; Selanjutnya, Dalam perioda 1293?1478, menjadi nagara dibawah Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta; Digantikan dan diteruskan oleh Kesultanan SukaDana. 

 026; Kerajaan Laiwui; [±800–; ±? tahun; ? raja]; di Sulawesi Tenggara; Kerajaan tertua dan pertama di SulawesiKerajaan tertua dan pertama di Sulawesi Tenggara.

 027; Kesultanan Perlak; [840–1292; ±452 tahun; 18 sultan]; di Aceh Timur, Sumatra; membangun kekeluargaan dengan Kesultanan SamudraPasai; dan per 1292 dipersatukan dibawah Kesultanan Samudra alias Pasai.

 028; Kerajaan Sunda–Galuh = Kerajaan SundaPura + Kerajaan GaluhParmata = Kerajaan Pajajaran alias Pakuan; [852–1579; ±727 tahun; 34 raja]; di Jawa Barat; terlama di Jawa Barat.

 029; Kerajaan SinghaDwala atau SinghaMandawa alias Bedulu alias Bedahulu; [882–1460; ±578 tahun; 38 raja Bali Wangsa WarmanDewa ]; di Bali; Kerajaan tertua dan pertama di Bali dan NusaTenggara; Didirikan oleh raja ke14 Kerajaan SriWijaya; Sejak 1347 jadi bawahan Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta.

 030; Kerajaan Luwu; [940–1300; ± 360 tahun; ? raja]; di Sulawesi Tengah; Kerajaan tertua dan pertama di Sulawesi Tengah; Didirikan oleh Keluarga Lu, Imigran dari TiongKok, di masa Dinasti Wu; [902–937]; [perlu data dan koreksi].

● 031; Kerajaan Toraja; [1000–1300; ± 300 tahun; 14? raja]; di Sulawesi Tengah; Turunan dari Kerajaan Luwu.

 032; Kerajaan Kahuripan alias Panjalau; [1009–1042; ±31 tahun; 1 raja Wangsa Isyana]; di Jawa Timur; Turunan Kerajaan Mataram alias Medang. Sejak 1042 dipecah 2 atas: Kerajaan Panjalu II alias Dhaha alias Kadhiri, dan Kerajaan Kahuripan II alias Janggala, untuk 2 Putra Mahkota.

 033; Kerajaan Dhaha alias DhahanaPura alias Kadhiri alias Keling alias Panjalu II; [1042–1527; ±485 tahun; 28 raja, dalam 4 babak pergantian dominasi pemerintahan]; di Jawa Timur; Pecahan 1 Kerajaan Kahuripan alias Panjalu. Sejak 1222 berada dibawah Kerajaan Tumapel alias SinghaSari, dan sejak 1293 berada dibawah Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta dan sejak 1466 hingga 1527 menjadi pecahan Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta yang menjadi tandingan Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta sebagai Kerajaan MajaPahit II alias WilwaTikta baru alias Dhaha baru atau Kadhiri baru, dimana di 1478 menyerang Kerajaan MajaPahit I alias WilwaTikta lama dan mempersatukannya dibawah Kerajaan MajaPahit II alias WilwaTikta baru alias Dhaha baru atau Kadhiri baru, hingga di 1518–1527 diserang dan diruntuhkan oleh Kesultanan Demak.

 034; Kerajaan Janggala alias Kahuripan II; [1042–1135; ±93 tahun; 3 raja]; di Jawa Timur; Pecahan 2 Kerajaan Kahuripan alias Panjalu.

 035; Kerajaan Urawan; [1049–1221; ±172 tahun; ? sultan]; di Jawa Timur; Turunan Kerajaan Dhaha alias Kadhiri.

 036; Kerajaan Barus dan Kesultanan Barus; [1100–; ± tahun; 10? raja Dinasti Pardosi dan 18 sultan]; di Sumatera Utara.

 037; Kesultanan IndraJati; [1100–1550; ±450 tahun; 18 sultan dalam 3 dinasti]; di Sumatra Barat; pengganti dan penerus Kesultanan AirPura; digantikan dan diteruskan oleh Kesultanan IndraPura.

 038; Kerajaan DharmasRaya; [1183–1347; ±164 tahun; 3 raja]; di Sumatra Selatan; pengambilalih Kerajaan SriWijaya; Interseksi pemerintahan [1183–1347, ? tahun, 3 raja, ke1 s/d ke3] dengan Kerajaan SriWijaya; yang kemudian diambilalih oleh Kerajaan MalayaPura.

 039; Kesultanan DayaPasai; [1204–1285; ±81 tahun; 5 sultan]; di Aceh Utara, Sumatra; pendahulu Kesultanan SamudraPasai.

 040; Kerajaan Tumapel alias SinghaSari; [1222–1293; ±71 tahun; dengan 6 raja, Wangsa Rajasa]; di Jawa Timur; Turunan Kerajaan Dhaha alias Kadhiri; Sejak 1222 menguasai Kerajaan Dhaha alias Kadhiri, tapi sejak 1292 direbut kembali oleh Kerajaan Dhaha alias Kadhiri, tapi tak lama 1292 juga kemudian di serang dan diruntuhkan oleh pewaris Kerajaan Tumapel alias SinghaSari dengan memanfaatkan Pasukan Kekaisaran Mongolia dari TiongKok yang memang bermaksud meruntuhkan Kerajaan Dhaha alias Kadhiri; Selanjutnya, di 1293, pewaris Kerajaan Tumapel alias Singhasari mendirikan Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta.

 041; Kerajaan Ternate; [1250–1380; ±130 tahun; ? sultan]; di Maluku; Kemudian menjadi Kerajaan Jailolo.

 042; Kesultanan Samudra Pasai alias Kesultanan Samudra alias Kesultanan Pasai; [1267–1521; ±254 tahun; 12 sultan]; di Aceh Utara, Sumatra.

 043; Kerajaan Landak dan Kesultanan Landak; [1292–1472; ±? tahun; 7 raja, 1472–1946, ± tahun, 17 sultan dalam tiga peralihan pemerintahan, per 2000, 2 sultan]; di Kalimantan Barat; Kesultanan tertua dan pertama di Kalimantan Barat.

 044; Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta; [1293–1527; ±234 tahun; 15 raja Dinasti Wijaya Wangsa Rajasa, dalam 4 babak masa pemerintahan]; di Jawa Timur; Sejak 1466–1468 pecah 2 atas: Kerajaan MajaPahit I alias WilwaTikta lama dan Kerajaan MajaPahit II alias WilwaTikta baru alias Dhaha baru alias Kadhiri baru yang kemudian mengambilalih Kerajaan WilwaTikta I alias MajaPahit lama dan mempersatukan kembali sebagai Kerajaan MajaPahit II alias WilwaTikta baru alias Dhaha baru alias Kadhiri baru, hingga di 1518–1527 diserang dan diruntuhkan oleh Kesultanan Demak.

 045; Kerajaan Kutai KartaNagara dan Kesultanan Kutai KartaNagara; [1300–1732; ±432 tahun; 13 raja, 1732–1960, ±228 tahun, 6 sultan, total 660 tahun, 19 raja dan sultan]; di Kalimantan Timur; Kesultanan tertua dan pertama di Kalimantan Timur; Didirikan oleh Turunan Dayak Dinasti Sanjaya dari Kerajaan Mataram; Di 1320 dan 1610 menyerang dan meruntuhkan tetangganya, Kerajaan Kutai MartaDiPura alias Kutai MartaPura.

 046; Kerajaan Sambas dan Kesultanan Sambas; [1300–1675; ±375 tahun; ? raja dan 6 sultan]; di Kalimantan Barat; pengganti dan penerus Kerajaan TanUnggal alias Kerajaan Sambas II [1400–1500], dimana Kerajaan TangUnggal adalah pengganti dan penerus Kerajaan NekRiuh alias Kerajaan Sambas I [1300–1400]; Kesultanan tertua dan pertama di Kalimantan Barat.

 047; Kerajaan Siang; [1300–1500; ± 300 tahun; ? sultan]; di Sulawesi Selatan; Turunan dari Kerajaan Luwu dan Kerajaan Toraja.

 048; Kerajaan Gowa; [1300–1593; ±253 tahun; 36? sultan]; di Sulawesi Selatan; Turunan dari Kerajaan Luwu dan Kerajaan Toraja.

 049; Kerajaan Soppeng dan Kesultanan Soppeng; [1300–1772; ±422 tahun; ? raja dan sultan]; di Sulawesi Selatan; Turunan dari Kerajaan Luwu dan Kerajaan Toraja; Kesultanan tertua dan pertama di Sulawesi.

 050; Kesultanan SelaParang atau Kesultanan Lombok; [1300–1672; ±372 tahun; ? sultan]; di Lombok Timur, NusaTenggara Barat;;

 051; Kesultanan KuntuKampar alias Kesultanan Kuntu; [1301–1339; ±38 tahun; 4 sultan]; di Sumatra Barat.

 052; Kerajaan MalayaPura; [1347–1377; ±30 tahun; 2 raja]; di Sumatra Selatan; pengganti Kerajaan DharmasRaya; dibawah turunan dari WilwaTikta alias MajaPahit; Interseksi pemerintahan [1347–1377, 30 tahun, 2 raja, ke1 s/d ke2] dengan Kerajaan SriWijaya di masa MalayaPura, dan dengan Kerajaan PagarUyung.

 053; Kerajaan PagarUyung dan Kesultanan PagarUyung; [1347–1825; 278± tahun; ? raja dan ? sultan]; di Sumatra Barat; Didirikan oleh Kerajaan SriWijaya, perioda akhir, dibawah DharmasRaya dan kemudian MalayaPura, sebagai kelanjutan dan turunan dari Kerajaan SriWijaya dan pengganti Kerajaan DharmasRaya. Interseksi pemerintahan [1347–1377, 30 tahun, 2 raja, ke1 s/d ke2] dengan Kerajaan SriWijaya di masa MalayaPura.

 054; Kerajaan Gelgel; [±1350–1686; ±336 tahun; ? raja]; di Bali; Kelanjutan dan pengganti Kerajaan SinghaDwala atau SinghaMandawa alias Bedulu alias Bedahulu; dibawah Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta dilanjutkan oleh Kerajaan Klungkung yang kemudian pecah atas 9 kerajaan.

 055; Kerajaan Kuripan; [±1360?–1444?; ±84? tahun; 3? raja]; di Kalimantan Selatan; Didirikan oleh turunan Kerajaan WilwaTikta alias MajaPahit, pasca penyerangan Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta ke Kerajaan NanSarunai dan Kerajaan TanjungPuri, di 1356 dan 1358.

 056; Kerajaan Berau alias Sawaku; [1377–1426; ±49 tahun; 2 raja]; di utara Kalimantan Timur; Didirikan oleh Suku Dayak; Kemudian pecah 2 atas: Kerajaan Berau dan Kerajaan GunungTabur; Kemudian bersatu dibawah Kesultanan Berau–GunungTabur, pecah lagi, dan bersatu kembali dibawah Kesultanan Berau–Sambaliung atau Sambaliung.

 057; Kerajaan Menpawah dan Kesultanan Mempawah; [1380–1740; ±360 tahun; 5? raja, 1740–1955, ± tahun, 13 sultan, dan per 2002, 2 sultan]; di Kalimantan Barat; bawahan Kerajaan TanjungPura, kemudian Kesultanan SukaDana, dan terakhir Kesultanan Pontianak.

 058; Kerajaan NagaraDipa; [1387–1478; ±91 tahun; 8 raja]; di Kalimantan Selatan; Didirikan oleh turunan Kerajaan WilwaTikta alias MajaPahit, pasca penyerangan MajaPahit alias WilwaTikta ke Kerajaan NanSarunai dan Kerajaan TanjungPuri, di 1356 dan 1358; Di 1419–1444, mempersatukan dan melebur Kerajaan Kuripan sebagai Kerajaan NagaraDipa.

 059; Kerajaan Bone dan Kesultanan Bone alias Kesultanan Bugis; [1392–1960; ±568 tahun; 39 raja dan sultan]; di Sulawesi Selatan; Turunan dari Kerajaan Gowa.

 060; Kerajaan Larantuka; [1400–1904; ±504 tahun; ? raja]; di Flores, NusaTenggara Timur.

 061; Kerajaan Blambangan; [1450–1697; ±247 tahun; 12 raja]; di Jawa Timur; Didirikan oleh turunan Kerajaan WilwaTikta alias MajaPahit; Dan kemudian berdiri sendiri pasca keruntuhan Kerajaan WilwaTikta alias MajaPahit; Di 1697 diserang dan ditaklukkan oleh Kerajaan Buleleng.

 062; Kerajaan GunungTabur; [1450–1740; ±290 tahun; 4 raja]; di Kalimantan Timur; Pecahan Kerajaan Berau; Kemudian bersatu dibawah Kesultanan Berau–GunungTabur, pecah lagi, dan bersatu kembali dibawah Kesultanan Berau–Sambaliung atau Sambaliung.

 063; Kerajaan Hitu; [1470–1682; ±212 tahun; ? raja]; di Ambon, Maluku Tengah.

 064; Kerajaan NagaraDhaha; [1478–1526; ±48 tahun; 5 raja]; di Kalimantan Selatan; pengganti dan penerus Kerajaan NagaraDipa; Kemudian digantikan dan diteruskan oleh Kerajaan Banjar.

 065; Kesultanan Demak; [1478–1549; ±71 tahun; 5 sultan]; di Jawa Tengah; Didirikan oleh turunan Kerajaan WilwaTilkta alias MajaPahit; Kemudian digantikan dan diteruskan oleh Kesultanan Pajang; Kesultanan tertua dan pertama di JawaKesultanan tertua dan pertama di Jawa Tengah. Kesultanan yang meruntuhkan Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta.

 066; Kesultanan Aceh; [1496–1903; ±407 tahun; >12? sultan]; di Aceh, utara Sumatra; membawahi banyak kesultanan kecil di Aceh dan utara Sumatra.

 067; Kesultanan SukaDana alias Sekadau; [1501–1659; ±158 tahun; 9 sultan]; di selatan Kalimantan Barat; pengganti dan penerus Kerajaan TanjungPura; Kesultanan SukaDana kemudian dipecah 3 atas: Kesultanan Matan yang kemudian menjadi Kesultanan SimpangMatan alias Kesultanan Simpang, Kesultanan KayungMatan, dan Kesultanan Sandai.

 068; Kerajaan Paser–SaduRangas alias SaduRangas alias PadangBetinti; [1516–1565; ±49 tahun; 1 raja]; di Kalimantan Timur; Didirikan oleh turunan dari Kerajaan NagaraDhaha; Kemudian menjadi Kesultanan Paser–SaduRangas alias SaduRangas, dan kemudian menjadi Kesultanan Paser–Balekong alias Paser.

 069; Kerajaan Banjar dan Kesultanan Banjar; [1520–1526; ±6 tahun; 1 raja, dan 1526–1905, ±379 tahun, 22 sultan Dinasti Suryanullaah alias SuryanSyah, total 385 tahun, dan sejak 2010, 3 tahun, 1 sultan]; di Kalimantan Selatan; pengganti dan penerus Kerajaan NagaraDhaha; Kesultanan tertua dan pertama di Kalimantan Selatan.

 070; Kesultanan Banten; [1527–1813; ±286 tahun; 17 sultan]; di Jawa Barat; Semula adalah kawasan BantenGirang dibawah Kerajaan Sunda–Galuh alias Pajajaran; Kemudian jadi taklukan Kesultanan Demak, dibangun dibawah turunan dari Kesultanan Pasai, dan pascsa keruntuhan Kesultanan Demak, per 1552 menjadi kesultanan berdiri sendiri; Kesultanan tertua dan pertama di Jawa Barat

 071; Kesultanan Kalinyamat; [1536–1580; ±44 tahun; 3 sultan]; di Jawa Tengah; Didirikan oleh turunan Kesultanan Demak.

 072; Kesultanan Pajang; [1549–1586; ±37 tahun; 3 sultan]; di Jawa Tengah; pengganti dan penerus Kesultanan Demak; Kemudian digantikan dan diteruskan oleh Kesultanan Mataram.

 073; Kesultanan IndraPura; [1550–1824; ±274 tahun; 20 sultan, 1824-1911, ±? tahun, 5 regen, 2012, 1 sultan]; di Sumatra Barat; pengganti dan penerus Kesultanan IndraJati; bawahan Kerajaan PagarUyung; Dibangkitkan kembali per 1 Desember 2012.

 074; Kesultanan Cirebon; [1552–1803; ±251 tahun; ? Sultan]; di Jawa Barat.

 075; Kesultanan Paser; [1565–1906; ±341 tahun; 19 sultan]; di Kalimantan Timur; Semula Kerajaan Paser SaduRangas alias Kerajaan SaduRangas, dan kemudian menjadi Kesultanan Paser Balengkong alias Kesultanan Paser.

 076; Kerajaan Boolang Mangodow; [1568–1700?; ±132? tahun; ? raja]; di Sulawesi Utara.

 077; Kesultanan Mataram; [1586–1749; ±164 tahun; 9 sultan]; di Jawa Tengah; pengganti dan penerus Kesultanan Pajang; Sejak 1749–1815, pecah 4 atas: Kesunanan SuraKarta [1749], Kesultanan YogyaKarta [1755], KemangkuNagaraan SuraKarta [1757], PakuAlaman YogyaKarta[1813].

● 078; Kerajaan KarangAsem; [1600–1950?; ±350? tahun; 19 raja]; di Bali; Di 1849 dibawah Kerajaan Lombok.

 079; Kesultanan KotaWaringin; [1615–1948; ±333 tahun; 16 sultan, dan 2010, 1 sultan]; di Kalimantan Tengah; Kerajaan dan kesultanan tertua dan pertama di Kalimantan Tengah; Didirikan oleh Kesultanan Banjar, dan dibawah turunan Kesultanan Banjar.
 080; Kesultanan Deli; [1630–1814; ±184 tahun; ? sultan]; di Sumatra Utara; Dibawah KesultananSiak.

 081; Kesultanan IndraGiri; [1639–1745; ±106 tahun; ? sultan]; di Sumatra Timur; Dibawah Kesultanan Johor.

 082; Kesultanan BiruMaru; [1650?–1908; ±258? tahun; ? sultan]; di Sulawesi Tengah.

 083; Kesultanan Bima alias Kesultanan Sumbawa; [1650?–1907; ±257? tahun; ? sultan]; di Sumbawa, NusaTenggara Timur; Dibangun oleh turunan Kesultanan Banjar.

 084; Kerajaan Klungkung; [±1660–1908; ±248 tahun; ? raja]; di Bali; Kelanjutan dan pengganti Kerajaan Gelgel, yang sebelumny adalah Kerajaan SinghaDwala atau SinghaMandawa alias Bedulu alias Bedahulu; Pecah atas 9 kerajaan: Klungkung, Buleleleng, KarangAsem, Badung, Bangli, Giayar, Mengwi, Tabanan, dan Denpasar.

 085; Kerajaan Buleleng; [1660–1950; ± 290 tahun; 16 raja dalam 3 babak pemerintahan 2 dinasti]; di Bali, NusaTenggara Barat; Didirikan oleh Wangsa Kepakisan; Di 1697 menyerang dan menaklukkan oleh Kerajaan Blambangan.

 086; Kesultanan TanahBumbu; [1660–1780; ±120 tahun; 3 sultan]; di Kalimantan Selatan; Didirikan oleh turunan Kesultanan Banjar; digantikan dan diteruskan oleh Kesultanan Bangkalan.

 087; Kesultanan Matan; [1665–1819; ±154 tahun; 5 sultan]; di selatan Kalimantan Barat; Turunan Kesultanan SukaDana; digantikan dan diteruskan oleh Kesultanan SimpangMatan.

 088; Kesunanan KartaSura; [1680–1745; ±65 tahun; 2 sultan]; di SuraKarta, Jawa Tengah; Pecahan Kesultanan Mataram; dibawah HamangkuRat; digantikan dan diteruskan oleh Kasunanan SuraKarta.

 089; Kerajaan KarangAsem-Sasak; [1720–1866; ±146tahun; ? raja]; di Lombok, NusaTenggara Barat; Innvasi Kerajaan KarangAsem dari Bali ke Lombok.

 090; Kesultanan KayungMatan alias Kesultanan TanjungPura II; [1725–1948; ±223 tahun; 7 sultan]; di selatan Kalimantan Barat; Turunan Kesultanan SukaDana.

 091; Kesultanan Sandai; [1728–1845; ± tahun; 6 sultan]; di selatan Kalimantan Barat; Turunan Kesultanan SukaDana.

 092; Kesultanan Berau–GunungTabur = Berau + GunungTabur; [1740–1921; ±181 tahun; 6 sultan]; di Kalimantan Timur; Pengabungan Kerajaan Berau dan Kerajaan GunungTabur dibawah satu kesultanan; Di 1810–1830 pecah 2 atas: Kesultanan Berau-GunungTabur alias Kesultanan GunungTabur, dan Kesultanan Berau–Sambaliung alias Kesultanan Sambaliung; Tapi bersatu kembali di 1921.

 093; Kesunanan SuraKarta; [1749–kini; ±264 tahun; ? sultan]; di SuraKarta, Jawa Tengah; dibawah PakuBhuwana alias PakuBhumi; Pecahan 1 dari Kesultanan Mataram; dan kelanjutan dari Kasunanan KartaSura.

 094; Kesultanan YogyaKarta; [1755–kini; ±258 tahun; ? sultan]; di YogyaKarta, Jawa Tengah; dibawah HamangkuBhuwana alias MangkuBhumi; Pecahan 2 dari Kesultanan Mataram.

 095; KemangkuNagaraan SuraKarta; [1757–kini; ±256 tahun; ? sultan]; di SuraKarta, Jawa Tengah; dibawah MangkuNagara; Pecahan 3 dari Kesultanan Mataram.

 096; Kesultanan Pontianak; [1771–1950; ±179 tahun; 8 sultan]; di Kalimantan Barat; Didirikan oleh Turunan Arabiya yang berasimilasi dengan Kesultanan Mempawah dan Kesultanan Banjar.

 097; Kesultanan Kubu; [1772–1829; ±57 tahun; 6 sultan]; di Kalimantan Barat; penurun Kesultanan Sabamban; membangun kekeluargaan dengan Kesultanan Banjar.

 098; Kesultanan Pagatan; [1775–1908; ±133 tahun; 3? sultan]; di Kalimantan Selatan; Didirikan oleh Imigran Bugis atas perkenan Kesultanan Banjar; dan adalah bagian dari Kesultanan Banjar.

 099; Kesultanan Sampanahan; [1780–1841; ±61 tahun; 6 sultan]; di Kalimantan Selatan; bagian dari Kesultanan TanahBumbu.

 100; Kesultanan Cingal; [1780–1905; ±125 tahun; 11 sultan]; di Kalimantan Selatan; bagian dari Kesultanan TanahBumbu.

 101; Kesultanan Bangkalan; [1780–1905; ±125 tahun; 12 sultan]; di Kalimantan Selatan; pengganti dan penerus Kesultanan TanahBumbu.

 102; Kesultanan BatuLicin; [1780–1908; ±128 tahun; 15? sultan]; di Kalimantan Selatan; kelanjutan, pengganti dan penerus Kesultanan TanahBumbu; Didirikan oleh turunan Kesultanan TahanBumbu; Interseksi pemerintahan [1883–1885] dengan Kesultanan Kusan dan Kesultanan Pagatan dibawah satu sultan sama.

 103; Kesultanan Kusan; [1786–1908; ±122 tahun; 7 sultan]; di Kalimantan Selatan; Didirikan oleh Turunan Kesultanan Banjar; dan adalah bagian dari Kesultanan Banjar; Kemudian menurunkan Kesultanan Pulau Laut; Selanjutnya Kesultanan Kusan dipersatukan dengan Kesultanan Pagatan.

 104; PakuAlaman YogyaKarta; [1813–kini; ±200 tahun; ? sultan]; di YogyaKarta, Jawa Tengah; dibawah PakuAlam; Pecahan 4 dari Kesultanan Mataram.

 105; Kesultanan SimpangMatan; [1819–1952; ±133 tahun; 6 sultan]; di selatan Kalimantan Barat; pengganti dan penerus Kesultanan Matan.

 106; Kesultanan Palembang; [1819–1825; ±6 tahun; ? sultan]; di Palembang, Sumatera Selatan.

 107; Kesultanan MinangKabau alias Kesultanan Minang; [1820–1837; ±7 tahun; ? sultan]; di Sumatra Barat.

 108; Kesultanan Berau–Sambaliung alias Sambaliung; [1830–1921; ±88 tahun; 5 sultan]; di Kalimantan Timur; Pecahan Kesultanan Berau–GunungTabur; Bergabung kembali di 1921.

 109; Kesultanan Sabamban; [1849–1898; ±49 tahun; 3 sultan]; di Kalimantan Selatan; turunan dari Kesultanan Kubu.

 110; Kesultanan PulauLaut; [1850–1903; ±53 tahun; 6 sultan]; di Kalimantan Selatan; Turunan Kesultanan Kusan; dan adalah bagian dari Kesultanan Banjar