Selasa, 21 Februari 2017

"PERAN PEMUDA/I DAYAK MELESTARIKAN ALAM DAN BUDAYA"

By. Clarensius Chentoy (bide)

Sedikit gambaran tentang alam Orang Dayak.

Umumnya orang Dayak tinggal bersama alam. keseharian mereka hanya tergantung pada potensi alam yang ada. intinya orang Dayak HIDUP dari alam, MAKAN dari alam dan BERSOSIALISASI pula dari alam.
untuk itu alam tidak bisa dipisahkan dari Orang Dayak. (semua manusia)

sebagai Pemuda/i Dayak sudah sepatutnyalah melestarikan alam. alam disediakan memang untuk memuaskan manusia. tetapi lebih dari itu, alam disediakan untuk KEPERLUAN hidup manusia.
Pemuda/i Dayak harus menanamkan NILAI BUDAYA. karena budaya sangat berkaitan erat dengan manusia dan alam. alam menyediakan kebutuhan hidup manusia, dan manusia memelihara alam dengan cara berkesinambungan. artinya selain ada timbalbalik antara alam dan manusia, manusia wajib memelihara alam secara terus menerus agar eksistensi alam selalu terpelihara. jangan mengambil melebihi keperluankita, tetapi ambillah menurut kemampuan dan keperluan kita.
yang perlu diingat adalah bahwa ALAM menjadi SAKSI HIDUP perbuatan kita manusia.

TANAH, HUTAN, dan SUNGAI adalah 3 elemen jati diri seorang Dayak. karena ESISTENSI orang-orang Dayak tercermin dari HUTANnya.

bagaimana Pemuda/i Dayak menciptakan Kearifan Lokal??
adanya kesinambungan antara manusia dan alam, kolektivitas, keanekaragaman, substensi, organik, ritualitas, dan hukum adat.

3 hal yang perlu diperhatikan oleh Pemuda/i Dayak agar kearifan lokal tercipta
- secara ekonomis menguntungkan karena tidak perlu repot untuk membeli karena semua tersedia.
- secara ekologis menciptakan kelestarian dengan tetap meremajakan alam.
- secara budaya tidak merusak karena dilakukan dengan sangat arif dan bijaksana dan memperhatikan norma dan hukum adat yang berlaku. 



Kamis, 09 Februari 2017

Mengenal Daerah Asal Dayak Kanayatn Ambawang. Part 1



Kebudayaan Dayak, Mengenal Daerah Asal Dayak Kanayatn Ambawang


 Foto: Bersama perwakilan pemuda Dayak Lamoanak


 
Suku Dayak Kanayatn Ambawang adalah salah satu subsuku Dayak yang berpindah dari tanah asal-usul mereka di daerah Lamoanak, Lumut, dan Kaca’ di Kecamatan Menjalin dan Mempawah Hulu ke Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Pontianak. Perpindahan tersebut terjadi kira-kira 350-400 tahun yang lalu. Keturunan mereka di Sungai Ambawang sekarang ini diperkirakan sudah empat atau lima keturunan. Mereka berimigrasi secara bertahap. Perpindahan mereka untuk pertama kalinya disebabkan oleh peristiwa ”Tambang Emas” di Kampung Lamoanak. Ceritanya, kira-kira 350-400 tahun yang lalu, orang-orang Dayak di sepanjang aliran Sungai Mampawah berada di bawah kekuasaan Patih Patinggi. Patih Patinggi ini merupakan saudara kandung dari Patih Gumantar.
Pada waktu itu, sekitar Lamoanak merupakan tempat pertambangan emas yang dikelola oleh orang-orang Cina Kek atau Hakka. Orang-orang Cina selalu merekrut tenaga kerja dari tempat lain. Mereka cenderung mengabaikan tenaga kerja di sekitar tempat mereka menambang emas. Di samping itu, cara pemerolehan tanah untuk lokasi pertambangan juga cenderung memakai cara pemaksaan dan kekerasan. Belum lagi, pertambangan emas ini juga merusak lingkungan mereka. Dengan demikian, orang-orang Lamoanak benar-benar terganggu. Kehidupan mereka tidak menentu. Oleh karena itu, mereka berusaha mempertahankan hak milik mereka atas tanah dan bahan tambang yang ada di dalamnya. Namun, pada masa itu mereka tidak mengetahui caranya. Mereka juga belum mempunyai persatuan dan rasa solidaritas yang tinggi. Mereka menggunakan salah satu cara yang hanya diketahui oleh mereka sendiri, yaitu mencoba menakut-nakuti orang-orang Cina di pertambangan emas tersebut dengan cara menjadi hantu. Mula-mula mereka memakai topeng dengan coreng-moreng di wajah mereka. Trik lainnya adalah melumuri tubuh mereka dengan getah kayu dan kemudian berlarian di bunga-bunga ilalang. Tentu saja hal ini membuat tubuh mereka menjadi berbulu putih seperti hantu. Begitu orang Cina berlarian ketakutan, maka emasnya diambil. Lama kelamaan, ketahuanlah taktik orang Lamoanak ini.
Singkat cerita, orang-orang Cina kemudian mengadakan pesta besar untuk membalas dendam. Mereka mengundang orang-orang Lamoanak untuk berpesta makan dan minum. Minuman yang disajikan adalah minuman yang beralkohol. Begitu orang Lamoanak mabuk arak dan teler tak berdaya, maka dengan mudah mereka di potong. Namun ada juga yang sempat selamat melarikan diri. Dalam pelarian ini, mereka sampai di sebuah sungai. Ketika mereka sampai di sungai ini, mereka menjumpai sebuah kelapa hanyut terbawa air. Kelapa ini diambil kemudian dikupas. Kemudian ada yang bertanya, ”Lemae malah ia?” yang artinya ”Bagaimana membelahnya?” Sejak saat itulah sungai itu disebut Sungai Malahia. Pendatang pertama inilah yang dinamakan Ambawang 20. Ada juga yang disebut Ambawang 40, yaitu mereka yang berpindahan pada saat tahap berikutnya.
Perpindahan selanjutnya dikenal dengan nama Ambawang 40. Ceritanya, sesudah orang-orang Cina berselisih dengan orang-orang Dayak, sebagian orang Dayak yang masih bertahan meminta pendapat dari Patih Patinggi untuk mendamaikan dan menyelesaikan masalah tersebut. Dibuatlah perdamaian. Ada keinginan dari orang Dayak untuk mendapatkan wilayah yang baru. Apalagi, disertai keberhasilan perantauan pendahulu mereka maka gelombang perpindahan ke wilayah Ambawang terus bertambah. Perpindahan terkini, kemudian dilakukan oleh orang-orang Banyuke (Menyuke) dari wilayah Darit seperti Kampung Mame’, Bagatukng, dan sekitarnya.
 


disadur melalui Sumber Berita: www.kebudayaan-dayak.org



Rabu, 08 Februari 2017

Pengalaman Piet Pagau di Papua

Saudara-saudaraku sebangsa (Dayak) dan setanah air (Borneo), mohon ijin mau bernostalgia ;
Pada tahun 1980, saya diperbantukan oleh PT. HALISA Pontianak di PT. KLI (Kayu Lapis Indonesia) yg saat itu berkantor di Bangkok Bank Building, Jl.MH.Thamrin JAKPUS sbg tenaga surveyor, kemudian PT. KLI menugaskan saya bersama 2 (dua) orang surveyor dari Malaysia utk melakukan survay di HPH an PT.Henrison Iriana di daerah Kec. BINTUNI, Irian Jaya (Bintuni sekarang sdh menjadi kabupaten).

Setelah flight survay selama seminggu kamipun berangkat ke Bintuni, dengan pesawat perintis via Manokwari utk melakukan ground survay, diperkirakan ground survay tersebut akan dilaksanakan selama 3 bulan. Setelah melakukan persiapan secukupnya, kami masuk rimba (hutan perawan) dengan membawa orang lokal (Papua) sebanyak 35 orang sebagai tenaga panggul logistik utk 3 bulan didalam hutan, tenda dan peralatan survay.

Selain orang lokal tersebut kami juga ditemani aparat Koramil dan Polsek masing2 2 (dua) org. Hari pertama kami lalui dgn kebersamaan sampai sore, pasang tenda, masak memasak, kami dikelilingi hanya dalam jarak beberapa meter saja oleh puluhan ekor rusa, sehingga teman koramil kami dengan gampang menembak seekor rusa muda utk santap mlm. Rupanya mereka belum pernah melihat manusia sehingga kami menjadi tontonan menarik bagi mereka, setiap hari begitu sehingga daging rusa menjadi menu tetap.

Setelah makan malam, kami ngobrol dan saling memperkenalkan diri masing2. Keesokan harinya saya merasa suasana menjadi lain, kalau kemarin sampai dengan tadi malam teman2 Papua sangat ceria dan banyak canda tapi hari kedua ini mereka menjadi pendiam, serius dan cenderung menjauh atau menghindar dari saya, mereka curi2 pandang memperhatikan saya dan hal ini sungguh2 membuat saya tidak nyaman, salah tingkah, saya juga langsung mengambil sikap waspada, saya kira mungkin mereka anggota OPM dan merencanakan berbuat sesuatu yg buruk terhadap diri kami, kalau kemarinnya saya yg berjalan paling depan utk membuat rintisan tapi pada hari kedua saya minta digantikan oleh teman Malaysia yg berjalan didepan sementara saya sendiri pada posisi paling belakang bersama teman2 aparat, mereka saya warning untuk waspada.

Setelah malam tiba dan setelah makan malam, untuk menghilangkan rasa panasaran berdasarkan paham yg saya yakini, LEBIH BAIK BERAKHIR DENGAN KENGERIAN TANPA AKHIR, saya menanyakan langsung kepada teman2 Papua, kenapa hari ini mereka bersikap lain terhadap diri saya. Jawaban mereka membuat saya terperangah, ternyata mereka dapat cerita turun temurun dari orang tua mereka bahwa dulu, Belanda setelah beberapa kali gagal menaklukan Papua karna mendapat perlawanan sengit dari orang Papua, tapi akhirnya Belanda berhasil menaklukan Papua hanya dengan 1(satu) pleton tentara Dayak, bukan main. Menurut teman2 Papua ini, mereka mendapat cerita bahwa dulu itu orang Papua sangat takut apabila berhadapan dengan Tentara Dayak, karna orang Dayak sangat garang, beringas dalam perang, kejam, setelah membunuh, orang Dayak menghirup darah, membelah dada dan memakan hati serta memenggal kepala musuhnya dan kepala2 tersebut dibawa pulang ke Tangsi/Markas Tentara Dayak. Saya menjelaskan kepada teman2 Papua bahwa orang Dayak garang, beringas dan kejam hanya pada saat perang tapi dalam masa damai orang Dayak sangat familier, kekeluargaan, banyak senyum dan gampang tertawa, suka menyapa orang dan suka berbagi apabila dapat binatang buruan, pokoknya siapa saja yg ada ditempat itu walau hanya kebetulan lewat akan mendapatkan bagian. Saya juga menjelaskan bahwa keseharian orang Dayak hidup rukun, tidak ada orang yg bersuara nyaring, tidak ada org yg berbicara kasar, jorok/porno, sedangkan kakak adik atau suami isteri bertengkar kalau sempat piring mangkuk atau gelas pecah atau sempat merusak barang maka seisi rmh tersebut dihukum adat (hukum ngarumaya'), hukum adat diberlakukan sangat ketat.

Setelah mendengar penjelasan saya akhirnya suasana mencair dan teman2 Papua menyadari bhw itu cerita masa lalu. Benar tidaknya kisah penaklukan Papua oleh Tentara Dayak masih harus diuji secara ilmiah dgn melakukan riset pustaka dinegeri Belanda. Sebelum ada data ilmiah yg akurat saya percaya saja dulu dengan cerita teman2 Papua ini, dan itu membuat saya sebagai orang Dayak merasa bangga. Itu ceritaku, ceritamu? (Piet Pagau)

Data Kerajaan di Nusantara

Tulisan Achmad Firwany (2013)

 001; Kerajaan NanSarunai; [±242? SM – ±1389? M; ±1631? tahun; >40? raja]; di utara Kalimantan Selatan; Kerajaan tertua dan pertama dan terlama di Nusantara; Kerajaan tertua dan pertama di Kalimantan dan di Kalimantan Selatan; Didirikan oleh Suku Dayak Ma`anyan; Bersama dengan Kerajaan TanjungPuri, diserang dua kali oleh Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta, di 1356 dan 1358. Pada penyerangan kedua, Kerajaan NanSarunai mengalami kehancuran, yang dikenal dengan peristiwa "NanSarunai Usak Jawa" yang berarti, Kerajaan NanSarunai telah dirusak oleh pasukan kerajaan dari Jawa, yang dalam hal ini adalah Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta.

 002; Kerajaan Kandis; [1 SM–?–; ±? tahun; ? raja]; di Sumatra Selatan; Kerajaan tertua dan pertama di Sumatra; Diruntuhkan oleh Kerajaan ShinThong dari TiongKok.

 003; Kerajaan Kerinci alias Koyin; [±150–±350; ±200 tahun; >=4? raja]; di Sumatra Selatan; Didirikan oleh Suku Kerinci.

 004; Kerajaan SalakaNagara; [130–362; ±232 tahun; 11 raja Dinasti Warman]; di Jawa Barat; Kerajaan tertua dan pertama di Jawa; Kerajaan tertua dan pertama di Jawa Barat; Didirikan oleh imigran India; Sejak 356 digantikan dan diteruskan oleh Kerajaan TarumaNagara.

 005; Kerajaan Tapan alias Tapa alias Tupo; [±250–±450; ±200 tahun; >=4? raja]; di Sumatera Selatan.

 006; Kerajaan TarumaNagara; [358–669; ± 311 tahun; 12 raja Dinasti Warman]; di Jawa Barat; Didirikan oleh imigran India; melalui pernikahan raja, menjadi keluarga dengan Kerajaan Kutai MartaDiPura dan Kerajaan GaluhSindula; Di 669 pecah 2 atas: Kerajaan SundaPura alias Sunda yang dominan Sunda, dan Kerajaan GaluhParmata alias Galuh yang dominan Dayak.

 007; Kerajaan Kutai MartaDipura alias Kutai MartaPura; [396–1610; ±1214 tahun; 27 raja Dinasti Warman]; di Kalimantan Timur; Kerajaan tertua dan pertama di Kalimantan Timur; Didirikan oleh putra Dayak Bukit Meratus dengan imigran India; melalui pernikahan raja, menjadi keluarga dengan Kerajaan TarumaNagara; Imigran Dayak ke Jawa Barat mendirikan Kerajaan GaluhSindula; Di 1320 dan 1610 diserang dan diruntuhkan oleh tetangganya, Kesultanan Kutai KartaNagara.

 008; Kerajaan CupuNagara; [±395?–±434; ±39 tahun; >=1? raja]; di Jawa Barat; Dibawah Kerajaan TarumaNagara.

 009; Kerajaan TanjungPuri; [±520?–±1444?, ±924? tahun; >20? raja Dinasti Malayu]; di Kalimantan Selatan; Didirikan oleh imigran dari Sumatera Selatan, sebagian asal Tapan, sebagian asal Kuntala, dan sebagian lagi asal SriWijaya.

 010; Kerajaan SaungGalah alias Kuningan; [±400?–±600?; ±200? tahun; >=4? raja]; di Jawa Barat; Dibawah Kerajaan TarumaNagara.

 011; Kerajaan WanaGiri; [±400?–±600?; ±200? tahun; >=4? raja]; di Jawa Barat; Dibawah Kerajaan TarumaNagara.

 012; Kerajaan IndraPrahasta; [±434?–455?; ±21 tahun; >=1 raja]; di Jawa Barat; Dibawah Kerajaan TarumaNagara.

 013; Kerajaan Kuntala alias Kandali alias Kantoli; [434–650; ±216 tahun; 5 raja Dinasti Warman]; di Sumatra; Pendahulu SriWijaya; Imigran ke Kalimantan Selatan bergabung dengan Kerajaan TanjungPuri.

 014; Kerajaan Poli; [500–1100; ±600 tahun; ? raja]; di di Aceh Utara, Sumatra.

 015; Kerajaan GaluhSindula alias Sindula; [500–632; ±132 tahun; 10 raja di 10 kerajaaan]; di Jawa Barat hingga Jawa Tengah; diantaranya Kerajaan GaluhKalingga, pendahulu Kerajaan Kalingga; Didirikan oleh imigran Dayak dari Kalimantan, di masa Kerajaan TarumaNagara membangun kekeluargaan dengan Kerajaan Kutai MartaDiPura. Pendaluhu Kerajaan Kalingga.

 016; Kerajaan GaluhKendan; [536–669; ±133 tahun; 4 raja]; di Jawa Barat; Turunan Kerajaan TarumaNagara.

 017; Kerajaan Kalingga atau GaluhKalingga; [632–752; ± 120 tahun; 1 ratu dan 2 raja]; di Jawa Tengah; Turunan Kerajaan GaluhSindula; Kerajaan tertua dan pertama di Jawa Tengah; imigran Dayak dari Kalimantan. Sejak 732 dipecah 2 atas: Kerajaan Mataram alias Medang dibawah Dinasti Sanjaya di Jawa Tengah untuk Sang Ratu atau PrameSwari, dan Kerajaan Sambhara alias Kanyuruhan dibawah Dinasti Singha di Jawa Timur untuk Sang Raja atau Sang PrameSwara.

 018; Kerajaan SriWijaya; [650–1377; ±727 tahun; 30 raja dari 5 Dinasti berbeda dengan 4 interseksi pemerintahan]; di Sumatra Selatan; Turunan Kerajaan Kuntala; Interseksi pemerintahan [778–847, 69 tahun, 6 raja, ke7 s/d ke12] dengan Kerajaan Mataram alias Medang, dalam pembangunan Candi Kalasan dan Candi Borobudur di Jawa Tengah; Interseksi pemerintahan [882–914, 32 tahun, 1 raja, ke14] dengan Kerajaan SinghaDwala atau SinghaMandawa alias Bedulu alias Bedahulu; Interseksi pemerintahan [1183–1347, 164 tahun, 3 raja, ke26 s/d ke28] dengan Kerajaan DharmasRaya; Interseksi pemerintahan [1347–1377, 30 tahun, 2 raja, ke29 s/d ke30] dengan Kerajaan MalayaPura dan Kerajaan PagarUyung; Sejak 1347, raja ke29, adalah turunan Kerajaan WilwaTikta alias MajaPahit, dan sejak 1377 dilebur kedalam Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta; Menurunkan Kesultanan PagarUyung; Imigran ke Kalimantan Selatan bergabung dengan Kerajaan TanjungPuri. 

 019; Kerajaan SundaPura alias Sunda; [669–852; ±183 tahun; 8 raja]; di Jawa Barat; Turunan Kerajaan TarumaNagara dan Kerajaan GaluhSindula; dominan Sunda dari Kerajaan TarumaNagara; Sejak 852 bergabung dengan Kerajaan GaluhParmata alias Galuh membentuk Kerajaan Sunda–Galuh alias Pajajaran.

 020; Kerajaan GaluhParmata alias Galuh; [669–852; ±183 tahun; 13 raja]; di Jawa Barat; Turunan Kerajaan GaluhSindula dan Kerajaan TarumaNagara; dominan Dayak dari Kerajaan GaluhSindula; Sejak 852 bergabung dengan Kerajaan SundaPura alias Sunda membentuk Kerajaan Sunda–Galuh alias Pajajaran.

 021; Kerajaan Galunggung; [702–1521?; ±819? tahun; 10? raja]; di Jawa Barat; Turunan Kerajaan GaluhParmata; Kemudian jadi bawahan Kerajaan Sunda–Galuh alias Pajajaran.

 022; Kerajaan Mataram alias Medang; [732–1006; ±274 tahun; 20 raja, 16 raja Dinasti Sanjaya dan 4 raja Dinasti Isyana]; di Jawa Tengah; Penerus 1 Kerajaan Kalingga dibawah Dinasti Sanjaya; Interseksi pemerintahan [778–847, 69 tahun, 6 raja, ke2 s/d ke7] dengan Kerajaan SriWijaya, dalam pembangunan Candi Kalasan dan Candi Borobudur di Jawa Tengah; Sejak 929 berada dibawah Dinasti Isyana, dan dipindahkan ke Jawa Timur; hingga diruntuhkan oleh Kerajaan SriWijaya melalui sekutunya di Jawa Timur; Pendahulu Kerajaan Kuripan; Imigran Dinasti Sanjaya turunan Dayak ke Kalimantan Timur mendirikan Kerajaan Kutai KartaNagara.

 023; Kerajaan Sambhara alias Kanyuruhan; [732–929; ± 274 tahun; >=5 raja Dinasti Singha]; di Jawa Timur; Penerus 2 Kerajaan Kalingga dibawah dinasti Singha; Kembaran Kerajaan Mataram alias Medang; Kerajaan tertua dan pertama di Jawa Timur; Sejak 929, ketika Kerajaan Mataram alias Medang dibawah Dinasti Isyana, dan dipindahkan ke Jawa Timur, Kerajaan Sambhara alias Kanyuruhan dipersatukan dan dilebur dibawah Kerajaan Mataram alias Medang, hingga diruntuhkan oleh Kerajaan SriWijaya melalui sekutunya di Jawa Timur.

 024; Kesultanan AirPura; [800–1100; ±300 tahun; 18 sultan]; di Sumatra Barat;Kesultanan tertua dan pertama di Nusantara; Didirikan oleh Imigran dari India, Arab, dan Turki; digantikan dan diteruskan oleh Kesultanan IndraJati.

 025; Kerajaan TanjungPura alias BakulaPura; [800–1501; ± 701 tahun; 17? raja]; di selatan Kalimantan Barat; Kerajaan tertua dan tertua di Kalimantan Barat; Dalam perioda 1268?1292, menjadi nagara dibawah Kerajaan Tumapel alias SinghaSari; Selanjutnya, Dalam perioda 1293?1478, menjadi nagara dibawah Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta; Digantikan dan diteruskan oleh Kesultanan SukaDana. 

 026; Kerajaan Laiwui; [±800–; ±? tahun; ? raja]; di Sulawesi Tenggara; Kerajaan tertua dan pertama di SulawesiKerajaan tertua dan pertama di Sulawesi Tenggara.

 027; Kesultanan Perlak; [840–1292; ±452 tahun; 18 sultan]; di Aceh Timur, Sumatra; membangun kekeluargaan dengan Kesultanan SamudraPasai; dan per 1292 dipersatukan dibawah Kesultanan Samudra alias Pasai.

 028; Kerajaan Sunda–Galuh = Kerajaan SundaPura + Kerajaan GaluhParmata = Kerajaan Pajajaran alias Pakuan; [852–1579; ±727 tahun; 34 raja]; di Jawa Barat; terlama di Jawa Barat.

 029; Kerajaan SinghaDwala atau SinghaMandawa alias Bedulu alias Bedahulu; [882–1460; ±578 tahun; 38 raja Bali Wangsa WarmanDewa ]; di Bali; Kerajaan tertua dan pertama di Bali dan NusaTenggara; Didirikan oleh raja ke14 Kerajaan SriWijaya; Sejak 1347 jadi bawahan Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta.

 030; Kerajaan Luwu; [940–1300; ± 360 tahun; ? raja]; di Sulawesi Tengah; Kerajaan tertua dan pertama di Sulawesi Tengah; Didirikan oleh Keluarga Lu, Imigran dari TiongKok, di masa Dinasti Wu; [902–937]; [perlu data dan koreksi].

● 031; Kerajaan Toraja; [1000–1300; ± 300 tahun; 14? raja]; di Sulawesi Tengah; Turunan dari Kerajaan Luwu.

 032; Kerajaan Kahuripan alias Panjalau; [1009–1042; ±31 tahun; 1 raja Wangsa Isyana]; di Jawa Timur; Turunan Kerajaan Mataram alias Medang. Sejak 1042 dipecah 2 atas: Kerajaan Panjalu II alias Dhaha alias Kadhiri, dan Kerajaan Kahuripan II alias Janggala, untuk 2 Putra Mahkota.

 033; Kerajaan Dhaha alias DhahanaPura alias Kadhiri alias Keling alias Panjalu II; [1042–1527; ±485 tahun; 28 raja, dalam 4 babak pergantian dominasi pemerintahan]; di Jawa Timur; Pecahan 1 Kerajaan Kahuripan alias Panjalu. Sejak 1222 berada dibawah Kerajaan Tumapel alias SinghaSari, dan sejak 1293 berada dibawah Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta dan sejak 1466 hingga 1527 menjadi pecahan Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta yang menjadi tandingan Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta sebagai Kerajaan MajaPahit II alias WilwaTikta baru alias Dhaha baru atau Kadhiri baru, dimana di 1478 menyerang Kerajaan MajaPahit I alias WilwaTikta lama dan mempersatukannya dibawah Kerajaan MajaPahit II alias WilwaTikta baru alias Dhaha baru atau Kadhiri baru, hingga di 1518–1527 diserang dan diruntuhkan oleh Kesultanan Demak.

 034; Kerajaan Janggala alias Kahuripan II; [1042–1135; ±93 tahun; 3 raja]; di Jawa Timur; Pecahan 2 Kerajaan Kahuripan alias Panjalu.

 035; Kerajaan Urawan; [1049–1221; ±172 tahun; ? sultan]; di Jawa Timur; Turunan Kerajaan Dhaha alias Kadhiri.

 036; Kerajaan Barus dan Kesultanan Barus; [1100–; ± tahun; 10? raja Dinasti Pardosi dan 18 sultan]; di Sumatera Utara.

 037; Kesultanan IndraJati; [1100–1550; ±450 tahun; 18 sultan dalam 3 dinasti]; di Sumatra Barat; pengganti dan penerus Kesultanan AirPura; digantikan dan diteruskan oleh Kesultanan IndraPura.

 038; Kerajaan DharmasRaya; [1183–1347; ±164 tahun; 3 raja]; di Sumatra Selatan; pengambilalih Kerajaan SriWijaya; Interseksi pemerintahan [1183–1347, ? tahun, 3 raja, ke1 s/d ke3] dengan Kerajaan SriWijaya; yang kemudian diambilalih oleh Kerajaan MalayaPura.

 039; Kesultanan DayaPasai; [1204–1285; ±81 tahun; 5 sultan]; di Aceh Utara, Sumatra; pendahulu Kesultanan SamudraPasai.

 040; Kerajaan Tumapel alias SinghaSari; [1222–1293; ±71 tahun; dengan 6 raja, Wangsa Rajasa]; di Jawa Timur; Turunan Kerajaan Dhaha alias Kadhiri; Sejak 1222 menguasai Kerajaan Dhaha alias Kadhiri, tapi sejak 1292 direbut kembali oleh Kerajaan Dhaha alias Kadhiri, tapi tak lama 1292 juga kemudian di serang dan diruntuhkan oleh pewaris Kerajaan Tumapel alias SinghaSari dengan memanfaatkan Pasukan Kekaisaran Mongolia dari TiongKok yang memang bermaksud meruntuhkan Kerajaan Dhaha alias Kadhiri; Selanjutnya, di 1293, pewaris Kerajaan Tumapel alias Singhasari mendirikan Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta.

 041; Kerajaan Ternate; [1250–1380; ±130 tahun; ? sultan]; di Maluku; Kemudian menjadi Kerajaan Jailolo.

 042; Kesultanan Samudra Pasai alias Kesultanan Samudra alias Kesultanan Pasai; [1267–1521; ±254 tahun; 12 sultan]; di Aceh Utara, Sumatra.

 043; Kerajaan Landak dan Kesultanan Landak; [1292–1472; ±? tahun; 7 raja, 1472–1946, ± tahun, 17 sultan dalam tiga peralihan pemerintahan, per 2000, 2 sultan]; di Kalimantan Barat; Kesultanan tertua dan pertama di Kalimantan Barat.

 044; Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta; [1293–1527; ±234 tahun; 15 raja Dinasti Wijaya Wangsa Rajasa, dalam 4 babak masa pemerintahan]; di Jawa Timur; Sejak 1466–1468 pecah 2 atas: Kerajaan MajaPahit I alias WilwaTikta lama dan Kerajaan MajaPahit II alias WilwaTikta baru alias Dhaha baru alias Kadhiri baru yang kemudian mengambilalih Kerajaan WilwaTikta I alias MajaPahit lama dan mempersatukan kembali sebagai Kerajaan MajaPahit II alias WilwaTikta baru alias Dhaha baru alias Kadhiri baru, hingga di 1518–1527 diserang dan diruntuhkan oleh Kesultanan Demak.

 045; Kerajaan Kutai KartaNagara dan Kesultanan Kutai KartaNagara; [1300–1732; ±432 tahun; 13 raja, 1732–1960, ±228 tahun, 6 sultan, total 660 tahun, 19 raja dan sultan]; di Kalimantan Timur; Kesultanan tertua dan pertama di Kalimantan Timur; Didirikan oleh Turunan Dayak Dinasti Sanjaya dari Kerajaan Mataram; Di 1320 dan 1610 menyerang dan meruntuhkan tetangganya, Kerajaan Kutai MartaDiPura alias Kutai MartaPura.

 046; Kerajaan Sambas dan Kesultanan Sambas; [1300–1675; ±375 tahun; ? raja dan 6 sultan]; di Kalimantan Barat; pengganti dan penerus Kerajaan TanUnggal alias Kerajaan Sambas II [1400–1500], dimana Kerajaan TangUnggal adalah pengganti dan penerus Kerajaan NekRiuh alias Kerajaan Sambas I [1300–1400]; Kesultanan tertua dan pertama di Kalimantan Barat.

 047; Kerajaan Siang; [1300–1500; ± 300 tahun; ? sultan]; di Sulawesi Selatan; Turunan dari Kerajaan Luwu dan Kerajaan Toraja.

 048; Kerajaan Gowa; [1300–1593; ±253 tahun; 36? sultan]; di Sulawesi Selatan; Turunan dari Kerajaan Luwu dan Kerajaan Toraja.

 049; Kerajaan Soppeng dan Kesultanan Soppeng; [1300–1772; ±422 tahun; ? raja dan sultan]; di Sulawesi Selatan; Turunan dari Kerajaan Luwu dan Kerajaan Toraja; Kesultanan tertua dan pertama di Sulawesi.

 050; Kesultanan SelaParang atau Kesultanan Lombok; [1300–1672; ±372 tahun; ? sultan]; di Lombok Timur, NusaTenggara Barat;;

 051; Kesultanan KuntuKampar alias Kesultanan Kuntu; [1301–1339; ±38 tahun; 4 sultan]; di Sumatra Barat.

 052; Kerajaan MalayaPura; [1347–1377; ±30 tahun; 2 raja]; di Sumatra Selatan; pengganti Kerajaan DharmasRaya; dibawah turunan dari WilwaTikta alias MajaPahit; Interseksi pemerintahan [1347–1377, 30 tahun, 2 raja, ke1 s/d ke2] dengan Kerajaan SriWijaya di masa MalayaPura, dan dengan Kerajaan PagarUyung.

 053; Kerajaan PagarUyung dan Kesultanan PagarUyung; [1347–1825; 278± tahun; ? raja dan ? sultan]; di Sumatra Barat; Didirikan oleh Kerajaan SriWijaya, perioda akhir, dibawah DharmasRaya dan kemudian MalayaPura, sebagai kelanjutan dan turunan dari Kerajaan SriWijaya dan pengganti Kerajaan DharmasRaya. Interseksi pemerintahan [1347–1377, 30 tahun, 2 raja, ke1 s/d ke2] dengan Kerajaan SriWijaya di masa MalayaPura.

 054; Kerajaan Gelgel; [±1350–1686; ±336 tahun; ? raja]; di Bali; Kelanjutan dan pengganti Kerajaan SinghaDwala atau SinghaMandawa alias Bedulu alias Bedahulu; dibawah Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta dilanjutkan oleh Kerajaan Klungkung yang kemudian pecah atas 9 kerajaan.

 055; Kerajaan Kuripan; [±1360?–1444?; ±84? tahun; 3? raja]; di Kalimantan Selatan; Didirikan oleh turunan Kerajaan WilwaTikta alias MajaPahit, pasca penyerangan Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta ke Kerajaan NanSarunai dan Kerajaan TanjungPuri, di 1356 dan 1358.

 056; Kerajaan Berau alias Sawaku; [1377–1426; ±49 tahun; 2 raja]; di utara Kalimantan Timur; Didirikan oleh Suku Dayak; Kemudian pecah 2 atas: Kerajaan Berau dan Kerajaan GunungTabur; Kemudian bersatu dibawah Kesultanan Berau–GunungTabur, pecah lagi, dan bersatu kembali dibawah Kesultanan Berau–Sambaliung atau Sambaliung.

 057; Kerajaan Menpawah dan Kesultanan Mempawah; [1380–1740; ±360 tahun; 5? raja, 1740–1955, ± tahun, 13 sultan, dan per 2002, 2 sultan]; di Kalimantan Barat; bawahan Kerajaan TanjungPura, kemudian Kesultanan SukaDana, dan terakhir Kesultanan Pontianak.

 058; Kerajaan NagaraDipa; [1387–1478; ±91 tahun; 8 raja]; di Kalimantan Selatan; Didirikan oleh turunan Kerajaan WilwaTikta alias MajaPahit, pasca penyerangan MajaPahit alias WilwaTikta ke Kerajaan NanSarunai dan Kerajaan TanjungPuri, di 1356 dan 1358; Di 1419–1444, mempersatukan dan melebur Kerajaan Kuripan sebagai Kerajaan NagaraDipa.

 059; Kerajaan Bone dan Kesultanan Bone alias Kesultanan Bugis; [1392–1960; ±568 tahun; 39 raja dan sultan]; di Sulawesi Selatan; Turunan dari Kerajaan Gowa.

 060; Kerajaan Larantuka; [1400–1904; ±504 tahun; ? raja]; di Flores, NusaTenggara Timur.

 061; Kerajaan Blambangan; [1450–1697; ±247 tahun; 12 raja]; di Jawa Timur; Didirikan oleh turunan Kerajaan WilwaTikta alias MajaPahit; Dan kemudian berdiri sendiri pasca keruntuhan Kerajaan WilwaTikta alias MajaPahit; Di 1697 diserang dan ditaklukkan oleh Kerajaan Buleleng.

 062; Kerajaan GunungTabur; [1450–1740; ±290 tahun; 4 raja]; di Kalimantan Timur; Pecahan Kerajaan Berau; Kemudian bersatu dibawah Kesultanan Berau–GunungTabur, pecah lagi, dan bersatu kembali dibawah Kesultanan Berau–Sambaliung atau Sambaliung.

 063; Kerajaan Hitu; [1470–1682; ±212 tahun; ? raja]; di Ambon, Maluku Tengah.

 064; Kerajaan NagaraDhaha; [1478–1526; ±48 tahun; 5 raja]; di Kalimantan Selatan; pengganti dan penerus Kerajaan NagaraDipa; Kemudian digantikan dan diteruskan oleh Kerajaan Banjar.

 065; Kesultanan Demak; [1478–1549; ±71 tahun; 5 sultan]; di Jawa Tengah; Didirikan oleh turunan Kerajaan WilwaTilkta alias MajaPahit; Kemudian digantikan dan diteruskan oleh Kesultanan Pajang; Kesultanan tertua dan pertama di JawaKesultanan tertua dan pertama di Jawa Tengah. Kesultanan yang meruntuhkan Kerajaan MajaPahit alias WilwaTikta.

 066; Kesultanan Aceh; [1496–1903; ±407 tahun; >12? sultan]; di Aceh, utara Sumatra; membawahi banyak kesultanan kecil di Aceh dan utara Sumatra.

 067; Kesultanan SukaDana alias Sekadau; [1501–1659; ±158 tahun; 9 sultan]; di selatan Kalimantan Barat; pengganti dan penerus Kerajaan TanjungPura; Kesultanan SukaDana kemudian dipecah 3 atas: Kesultanan Matan yang kemudian menjadi Kesultanan SimpangMatan alias Kesultanan Simpang, Kesultanan KayungMatan, dan Kesultanan Sandai.

 068; Kerajaan Paser–SaduRangas alias SaduRangas alias PadangBetinti; [1516–1565; ±49 tahun; 1 raja]; di Kalimantan Timur; Didirikan oleh turunan dari Kerajaan NagaraDhaha; Kemudian menjadi Kesultanan Paser–SaduRangas alias SaduRangas, dan kemudian menjadi Kesultanan Paser–Balekong alias Paser.

 069; Kerajaan Banjar dan Kesultanan Banjar; [1520–1526; ±6 tahun; 1 raja, dan 1526–1905, ±379 tahun, 22 sultan Dinasti Suryanullaah alias SuryanSyah, total 385 tahun, dan sejak 2010, 3 tahun, 1 sultan]; di Kalimantan Selatan; pengganti dan penerus Kerajaan NagaraDhaha; Kesultanan tertua dan pertama di Kalimantan Selatan.

 070; Kesultanan Banten; [1527–1813; ±286 tahun; 17 sultan]; di Jawa Barat; Semula adalah kawasan BantenGirang dibawah Kerajaan Sunda–Galuh alias Pajajaran; Kemudian jadi taklukan Kesultanan Demak, dibangun dibawah turunan dari Kesultanan Pasai, dan pascsa keruntuhan Kesultanan Demak, per 1552 menjadi kesultanan berdiri sendiri; Kesultanan tertua dan pertama di Jawa Barat

 071; Kesultanan Kalinyamat; [1536–1580; ±44 tahun; 3 sultan]; di Jawa Tengah; Didirikan oleh turunan Kesultanan Demak.

 072; Kesultanan Pajang; [1549–1586; ±37 tahun; 3 sultan]; di Jawa Tengah; pengganti dan penerus Kesultanan Demak; Kemudian digantikan dan diteruskan oleh Kesultanan Mataram.

 073; Kesultanan IndraPura; [1550–1824; ±274 tahun; 20 sultan, 1824-1911, ±? tahun, 5 regen, 2012, 1 sultan]; di Sumatra Barat; pengganti dan penerus Kesultanan IndraJati; bawahan Kerajaan PagarUyung; Dibangkitkan kembali per 1 Desember 2012.

 074; Kesultanan Cirebon; [1552–1803; ±251 tahun; ? Sultan]; di Jawa Barat.

 075; Kesultanan Paser; [1565–1906; ±341 tahun; 19 sultan]; di Kalimantan Timur; Semula Kerajaan Paser SaduRangas alias Kerajaan SaduRangas, dan kemudian menjadi Kesultanan Paser Balengkong alias Kesultanan Paser.

 076; Kerajaan Boolang Mangodow; [1568–1700?; ±132? tahun; ? raja]; di Sulawesi Utara.

 077; Kesultanan Mataram; [1586–1749; ±164 tahun; 9 sultan]; di Jawa Tengah; pengganti dan penerus Kesultanan Pajang; Sejak 1749–1815, pecah 4 atas: Kesunanan SuraKarta [1749], Kesultanan YogyaKarta [1755], KemangkuNagaraan SuraKarta [1757], PakuAlaman YogyaKarta[1813].

● 078; Kerajaan KarangAsem; [1600–1950?; ±350? tahun; 19 raja]; di Bali; Di 1849 dibawah Kerajaan Lombok.

 079; Kesultanan KotaWaringin; [1615–1948; ±333 tahun; 16 sultan, dan 2010, 1 sultan]; di Kalimantan Tengah; Kerajaan dan kesultanan tertua dan pertama di Kalimantan Tengah; Didirikan oleh Kesultanan Banjar, dan dibawah turunan Kesultanan Banjar.
 080; Kesultanan Deli; [1630–1814; ±184 tahun; ? sultan]; di Sumatra Utara; Dibawah KesultananSiak.

 081; Kesultanan IndraGiri; [1639–1745; ±106 tahun; ? sultan]; di Sumatra Timur; Dibawah Kesultanan Johor.

 082; Kesultanan BiruMaru; [1650?–1908; ±258? tahun; ? sultan]; di Sulawesi Tengah.

 083; Kesultanan Bima alias Kesultanan Sumbawa; [1650?–1907; ±257? tahun; ? sultan]; di Sumbawa, NusaTenggara Timur; Dibangun oleh turunan Kesultanan Banjar.

 084; Kerajaan Klungkung; [±1660–1908; ±248 tahun; ? raja]; di Bali; Kelanjutan dan pengganti Kerajaan Gelgel, yang sebelumny adalah Kerajaan SinghaDwala atau SinghaMandawa alias Bedulu alias Bedahulu; Pecah atas 9 kerajaan: Klungkung, Buleleleng, KarangAsem, Badung, Bangli, Giayar, Mengwi, Tabanan, dan Denpasar.

 085; Kerajaan Buleleng; [1660–1950; ± 290 tahun; 16 raja dalam 3 babak pemerintahan 2 dinasti]; di Bali, NusaTenggara Barat; Didirikan oleh Wangsa Kepakisan; Di 1697 menyerang dan menaklukkan oleh Kerajaan Blambangan.

 086; Kesultanan TanahBumbu; [1660–1780; ±120 tahun; 3 sultan]; di Kalimantan Selatan; Didirikan oleh turunan Kesultanan Banjar; digantikan dan diteruskan oleh Kesultanan Bangkalan.

 087; Kesultanan Matan; [1665–1819; ±154 tahun; 5 sultan]; di selatan Kalimantan Barat; Turunan Kesultanan SukaDana; digantikan dan diteruskan oleh Kesultanan SimpangMatan.

 088; Kesunanan KartaSura; [1680–1745; ±65 tahun; 2 sultan]; di SuraKarta, Jawa Tengah; Pecahan Kesultanan Mataram; dibawah HamangkuRat; digantikan dan diteruskan oleh Kasunanan SuraKarta.

 089; Kerajaan KarangAsem-Sasak; [1720–1866; ±146tahun; ? raja]; di Lombok, NusaTenggara Barat; Innvasi Kerajaan KarangAsem dari Bali ke Lombok.

 090; Kesultanan KayungMatan alias Kesultanan TanjungPura II; [1725–1948; ±223 tahun; 7 sultan]; di selatan Kalimantan Barat; Turunan Kesultanan SukaDana.

 091; Kesultanan Sandai; [1728–1845; ± tahun; 6 sultan]; di selatan Kalimantan Barat; Turunan Kesultanan SukaDana.

 092; Kesultanan Berau–GunungTabur = Berau + GunungTabur; [1740–1921; ±181 tahun; 6 sultan]; di Kalimantan Timur; Pengabungan Kerajaan Berau dan Kerajaan GunungTabur dibawah satu kesultanan; Di 1810–1830 pecah 2 atas: Kesultanan Berau-GunungTabur alias Kesultanan GunungTabur, dan Kesultanan Berau–Sambaliung alias Kesultanan Sambaliung; Tapi bersatu kembali di 1921.

 093; Kesunanan SuraKarta; [1749–kini; ±264 tahun; ? sultan]; di SuraKarta, Jawa Tengah; dibawah PakuBhuwana alias PakuBhumi; Pecahan 1 dari Kesultanan Mataram; dan kelanjutan dari Kasunanan KartaSura.

 094; Kesultanan YogyaKarta; [1755–kini; ±258 tahun; ? sultan]; di YogyaKarta, Jawa Tengah; dibawah HamangkuBhuwana alias MangkuBhumi; Pecahan 2 dari Kesultanan Mataram.

 095; KemangkuNagaraan SuraKarta; [1757–kini; ±256 tahun; ? sultan]; di SuraKarta, Jawa Tengah; dibawah MangkuNagara; Pecahan 3 dari Kesultanan Mataram.

 096; Kesultanan Pontianak; [1771–1950; ±179 tahun; 8 sultan]; di Kalimantan Barat; Didirikan oleh Turunan Arabiya yang berasimilasi dengan Kesultanan Mempawah dan Kesultanan Banjar.

 097; Kesultanan Kubu; [1772–1829; ±57 tahun; 6 sultan]; di Kalimantan Barat; penurun Kesultanan Sabamban; membangun kekeluargaan dengan Kesultanan Banjar.

 098; Kesultanan Pagatan; [1775–1908; ±133 tahun; 3? sultan]; di Kalimantan Selatan; Didirikan oleh Imigran Bugis atas perkenan Kesultanan Banjar; dan adalah bagian dari Kesultanan Banjar.

 099; Kesultanan Sampanahan; [1780–1841; ±61 tahun; 6 sultan]; di Kalimantan Selatan; bagian dari Kesultanan TanahBumbu.

 100; Kesultanan Cingal; [1780–1905; ±125 tahun; 11 sultan]; di Kalimantan Selatan; bagian dari Kesultanan TanahBumbu.

 101; Kesultanan Bangkalan; [1780–1905; ±125 tahun; 12 sultan]; di Kalimantan Selatan; pengganti dan penerus Kesultanan TanahBumbu.

 102; Kesultanan BatuLicin; [1780–1908; ±128 tahun; 15? sultan]; di Kalimantan Selatan; kelanjutan, pengganti dan penerus Kesultanan TanahBumbu; Didirikan oleh turunan Kesultanan TahanBumbu; Interseksi pemerintahan [1883–1885] dengan Kesultanan Kusan dan Kesultanan Pagatan dibawah satu sultan sama.

 103; Kesultanan Kusan; [1786–1908; ±122 tahun; 7 sultan]; di Kalimantan Selatan; Didirikan oleh Turunan Kesultanan Banjar; dan adalah bagian dari Kesultanan Banjar; Kemudian menurunkan Kesultanan Pulau Laut; Selanjutnya Kesultanan Kusan dipersatukan dengan Kesultanan Pagatan.

 104; PakuAlaman YogyaKarta; [1813–kini; ±200 tahun; ? sultan]; di YogyaKarta, Jawa Tengah; dibawah PakuAlam; Pecahan 4 dari Kesultanan Mataram.

 105; Kesultanan SimpangMatan; [1819–1952; ±133 tahun; 6 sultan]; di selatan Kalimantan Barat; pengganti dan penerus Kesultanan Matan.

 106; Kesultanan Palembang; [1819–1825; ±6 tahun; ? sultan]; di Palembang, Sumatera Selatan.

 107; Kesultanan MinangKabau alias Kesultanan Minang; [1820–1837; ±7 tahun; ? sultan]; di Sumatra Barat.

 108; Kesultanan Berau–Sambaliung alias Sambaliung; [1830–1921; ±88 tahun; 5 sultan]; di Kalimantan Timur; Pecahan Kesultanan Berau–GunungTabur; Bergabung kembali di 1921.

 109; Kesultanan Sabamban; [1849–1898; ±49 tahun; 3 sultan]; di Kalimantan Selatan; turunan dari Kesultanan Kubu.

 110; Kesultanan PulauLaut; [1850–1903; ±53 tahun; 6 sultan]; di Kalimantan Selatan; Turunan Kesultanan Kusan; dan adalah bagian dari Kesultanan Banjar