Minggu, 01 April 2018

IPDKR Kampanyekan Gerakan Menanam Pohon

Tunas Hijau siap di tanam Oleh Dewan Pengawas dan DPP IPDKR

KUBU RAYA - Bulan Maret adalah bulan yang menaruh perhatian secara khusus kepada Hutan (20 Maret) dan Air (22 maret) di dunia. Negara-negara maju menyadari perlunya keterlibatan masyarakat dunia secara nyata dalam menjaga keberlangsungan ekosistem, termasuk Negara kita, INDONESIA.

Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, total luas hutan saat ini mencapai 124 juta hektar. Tapi sejak 2010 sampai 2015, Indonesia menempati urutan kedua tertinggi kehilangan luas hutannya yang mencapai 684.000 hektar tiap tahunnya," (Deputi FAO Representative bidang program di Indonesia, Ageng Herianto, Selasa (30/8/2016).

Sementara di kalbar luas hutannya tahun 2013 8,2 juta Ha dan luas lahan gambut 1,6 juta Ha. dan pada tahun 2012 sebanyak 72.386 Ha lahan kritis di rehabilitasi sedangkan pada tahun 2016 luas hutang yang direhabilitasi 2.407. (Laporan Pembangunan Kehutanan Tahun 2008-2016)
 Dara IPDKR turut terlibat

Selain itu Indonesia juga masuk daftar negara dengan penduduk terbanyak yang tidak bisa mengakses air bersih versi Wateraid (2016). Negara kita berada di peringkat ke-6 dari 10 negara. Ada sekitar 32 juta orang di Indonesia hidup tanpa air bersih.Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa sampai tahun 2015, baru 70.97% rumah tangga yang memiliki sumber air minum layak.

Di Kalimantan Barat peran PDAM sangat vital namun saat ini belum maksimal dalam pelayanannya terutama di daerah-daerah. Saat ini yang kebiasaan warga menggunakan air hujan yg ditampung.

menyikapi hal tersebut Ikatan Pemuda Dayak Kubu Raya melalui Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup menginisiasi sebuah gerakan yakni aksi menanam Pohon. Kegiatan yang bertajuk "Harmonisasi dan Rekonsiliasi Ekologis" ini lebih kepada mengkampanyekan atau membumikan kegiatan sederhana namun sangat bermanfaat bagi kelestarian hutan dan air.

"Keharmonisan antara makhluk (termasuk tanaman) beberapa dekade terakhir sudah menunjukkan tanda-tanda yang tidak sehat bahkan cenderung semakin rusak. Contoh akibat kekuasaan manusia, ciptaan lain dihabiskan bahkan dibumihanguskan. Akibatnya ciptaan lain menunjukkan perlawanan dengan situasi alam yg tidak mau bersahabat, binatang tidak lagi muncul seperti dahulu, dan bisa jadi juga sudah mengalami kepunahan." Kata Clarensius Capricho, S.Pd salah satu dari DPP IPDKR yang hadir.

Semangat GO GREEEN....SALAM BABABA

"Menyikapi fenomena ini, kita perlu mengadakan rekonsiliasi yaitu membangun kembali keharmonisan itu, ingin melakukan perdamaian dengan makhluk ciptaan lainnya. Dengan cara menanam kembali. Harapannya adalah keharmonisan atau keseimbangan itu kembali lagi. Selain itu, tentulah harapan paling utama dan hakiki adalah memelihara keakraban dengan Tuhan dan leluhur kita dan yang paling penting kegiatan ini tidak hanya seremonial saja tetapi juga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari hal-hal sederhana hingga hal-hal yang kompleks." Jelas Antonius Rani, Ketua Dewan Pengawas IPDKR yang turut serta dalam gerakan ini.

Sementara Bonifasius Tyo selaku koordinator kegiatan lebih menitikberatkan pada partisifasi generasi muda dalam kegiatan-kegiatan serupa, ia berharap kegiatan ini merupakan langkah awal yang selalu dikembangkan kedepannya.

Gerakan Menanam pohon ini dilaksanakan pada hari Sabtu 24 Maret 2018 di Desa Duriatn Kecamatan Sui. Ambawang adapun tempat yang dipilih adalah Situs Pantak Ne' Oto' dan Situs Timawakng Angus. NS












Tidak ada komentar:

Posting Komentar